Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya terus menarik investor dari dalam negeri dan luar negeri untuk investasi. Hal itu didukung adanya jaminan perizinan yang mudah, keamanan dan kondusivitas wilayah, tenaga kerja yang kompetitif, dan penambahan kawasan industri di berbagai daerah.
Secara umum, realisasi investasi di Jawa Tengah sampai kuartal III 2025 sudah mencapai Rp 57 triliun. Sebanyak 65% investasi didominasi penanaman modal asing (PMA), sisanya merupakan penanaman modal dalam negeri.
“Artinya ini akan menumbuhkembangkan ekonomi, di samping aglomerasi perekonomian kita ciptakan di masing-masing eks karesidenan. Misalnya Solo Raya, Pati Raya, Semarang Raya, Pekalongan Raya, dan lainnya. Melalui kerja-kerja kolaboratif ini, pemerataan ekonomi kita ciptakan,” ungkapnya.
Terkait penambahan kawasan industri, Ahmad Luthfi sudah mendorong agar bupati dan wali kota mengajukan kawasan industri baru. Arahan itu sudah dilakukan sebelum adanya peraturan dari kementerian terkait penambahan atau perluasan kawasan industri atau ekonomi khusus.
Menurutnya, keberadaan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus akan memudahkan investor.
“Sudah ada bupati yang mengajukan, contohnya Banyumas, Cilacap, Kebumen, Demak, Semarang, Kabupaten Semarang. Kami dorong karena adanya kawasan ekonomi khusus itu, membuat mereka akan terintegrasi, perizinan akan satu pintu, fasilitas terkait ekspor impor dipermudah. Semua akan dipermudah dengan adanya kawasan industri,” jelasnya.
Dalam acara tersebut, Gubernur Ahmad Luthfi juga menerima penghargaan Dharma Arthapraja Utama. Penghargaan tersebut diberikan karena dukungan Gubernur dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus Kendal.


