TEGAL, smpantura – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tegal, mencatat pada Mei 2024 terjadi inflasi kelompok kesehatan sebesar 8,79 persen secara bulanan.
Berdasarkan data BPS, kelompok kesehatan yang menjadi salah satu dari sebelas indeks kelompok pengeluaran, mengalami kenaikan indeks dari 101,97 pada Mei 2023 menjadi 110,93 pada Mei 2024.
Kepala BPS Kota Tegal, Eman Sulaeman, Sabtu (22/8) mengatakan, secara bulanan seluruh sub kelompok yang berjumlah empat jenis pada kelompok kesehatan mengalami inflasi.
Sub kelompok yang mengalami inflasi tertinggi yakni jasa rawat inap sebesar 27,13 persen dan sub kelompok yang mengalami inflasi terendah adalah jasa kesehatan lainnya sebesar 0,42 persen.
“Kelompok ini pada Mei 2024 menyumbang inflasi sebesar 0,32 persen,” kata Eman, saat memberikan materi penghitungan dan pengendalian inflasi bersama wartawan se-Eks Karesidenan Pekalongan di Kota Bandung.
Dijelaskan Eman, pada kelompok kesehatan yang dominan menyumbang inflasi yakni tarif rumah sakit sebesar 0,24 persen, tarif dokter umum sebesar 0,03 persen, tarif dokter spesialis sebesar 0,02 persen dan obat gosok sebesar 0,01 persen.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, M Zaenal Abidin mengemukakan, selama Januari hingga Mei 2024 kemarin, terdapat empat penyakit yang banyak diderita warga Tegal.
Keempatnya yakni sakit kepala atau headache, pilek atau acute nasopharyngitis, gangguan pencernaan atau dyspepsia dan batuk atau cough.
“Dari rekap 10 besar penyakit pada bulan Januari hingga pertengahan Mei, empat yang teratas adalah sakit kepala sebanyak 4.786 orang, pilek 4.372 orang, gangguan pencernaan 2.480 orang dan batuk sebanyak 2.016,” tutur Zaenal.
Penyebab tingginya penyakit-penyakit itu, disebut Zaenal karena faktor pancaroba atau peralihan musim, yakni cuaca yang berubah-rubah seperti siang panas terik, namun saat malam hari tiba-tiba hujan dan udara menjadi terasa dingin.
Faktor lain, yakni karena dampak El Nino, yakni perubahan suhu yang lebih tinggi dan pola curah hujan yang berubah, sehingga menciptakan lingkungan kondusif untuk perkembangan nyamuk.
Untuk menekan pengeluaran berobat karena sakit, masyarakat diajak untuk menjaga pola hidup bersih sehat atau PHBS.
Artinya, masyarakat dapat mencegah penyakit musiman dengan cara mengonsumsi makanan tinggi protein, rutin berolahraga, dan istirahat cukup.
“Tidak kalah penting, kita juga bisa melakukan dengan cara sederhana seperti mengonsumsi air putih minimal dua liter per hari. Namun, apabila memiliki gejala yang mulai memburuk, segera berobat,” tegasnya. (T03_Red)