SLAWI, smpantura – Sejumlah ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Arum Desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, sulap sampah rumah tangga menjadi pupuk eco enzym, Selasa (17/10). Kegiatan tersebut dimaksudkan, untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Penyuluh Pertanian Swadaya Kedungbanteng, Suswanto mengatakan, eco enzym ditemukan dari seorang peneliti asal Thailand, bernama Dr Rosukhon Ponpanvong, yang mendirikan asosiasi petani organik Thailand dan sekarang sudah berkembang di Indonesia.
Manfaat eco enzym untuk pertanian, sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, filter air, pupuk alami untuk tanaman, serta dapat menurunkan efek rumah kaca.
“Penggunaannya sangat luar biasa bagi tanaman. Makanya, kami lakukan pelatihan agar bisa diterapkan ke petani,” katanya.
Menutur dia, pelatihan pembuatan eco enzym yang diikuti puluhan ibu-ibu KWT Sekar Arum Karanganyar, dilakukan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia secara bertahap. Selain itu, juga untuk memanfaatkan bahan organik yang tersedia di sekitar lingkungan.
“Pelatihan ini juga untuk mengatasi kekurangan pupuk,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, bahan baku dari limbah organik berasal dari sampah rumah tangga. Bahanya sendiri sangat mudah didapatkan, karena bisa diambilkan dari sisa-sisa sayur atau buah dapur. Proses rumus yang digunakan satu bagian gula, tiga bahan organik dan sepuluh air sumur.
“Proses fermentasi kurang lebih selama tiga bulan, yang akan menghasilkan cairan terasa asam berwarna coklat kekuningan dan bisa di gunakan sebagai disinfektan, pestisida dan juga pupuk organik cair,” terangnya.
Ditambahkan, harapannya petani melaksanakan pertanian ramah lingkungan, karena kondisi sekarang yang menggunakan pupuk kimia secara berlebihan. Selain itu, penggunaan pupuk berlebihan dapat merusak tanah.
“Penggunaan zat kimia yang terlalu berlebihan jangka panjangnya juga tidak bagus untuk kesehatan,” pungkasnya. (T05-Red)