Slawi  

Kematian Ibu Hamil 13 Kasus, Disebabkan Perdarahan dan Preeklamsia

Menurutnya, sekitar 75 persen ibu hamil di Kabupaten Tegal telah menjalani pemeriksaan antenatal care (ANC) berkualitas sesuai standar untuk meminimalisir risiko kematian ibu. Selain itu, pihaknya juga telah menggalang komitmen bidan koordinator, membuka kelas ibu hamil, hingga melakukan screening ibu hamil risiko tinggi.

“Tercatat, 60 persen dari kasus kematian ibu terjadi pada kehamilan dengan jarak kurang dari dua tahun dari kehamilan sebelumnya,” ujarnya.

Organisasi profesi seperti Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinas P3AP2KB) memiliki peran kunci dalam mencegah atau mengurangi risiko kematian pada ibu hamil.

BACA JUGA :  Dua OPD di Kabupaten Tegal Diduga Galang Pungutan THR

“Kita semua punya tanggung jawab moral dan sosial untuk menekan angka kematian ibu di Kabupaten Tegal. Sehingga saya mengajak kepada semua pihak membangun sinergi baik, menguatkan komitmen, dan memastikan bahwa setiap ibu hamil di Kabupaten Tegal mendapatkan haknya menjalani masa kehamilan yang aman dan sehat,”tuturnya.

Suapriyanti juga mengimbau ibu hamil bisa memanfaatkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sebagai rekam pencatatan kondisi kesehatan dan perkembangannya serta secara rutin memeriksakan diri dan menjaga jarak kehamilan yang ideal untuk menekan risiko kematian. **

error: