Kenapa Pohon Jati Sebelum Ditebang Harus Teresan Dulu, Ini Penjelasannya

SLAWI, smpantura – Sering dijumpai pohon jati yang mengalami kekeringan hingga daunnya juga ikut mengering. Itu bukan karena pohon jati kekurangan air, tapi memang metode untuk menebang pohon jati agar lebih mudah dan bagus saat menebang pohon jati.

Ya, para pengelola hutan jati di Pulau Jawa mengenal istilah teresan. Mereka melakukan kegiatan peneresan dengan mematikan proses fisiologis pohon jati 1 hingga 2,5 tahun sebelum penebangan. Tujuannya agar saat ditebang, pohon sudah berada dalam kondisi kering secara alami.

“Jika keadaan pohon kering, maka kegiatan pemanenan kayu menjadi lebih mudah. Ini juga bisa menekan biaya opersional pemanenan,” kata Kepala Urusan Tata Usaha BKPH Margasari KPH Balapulang, Juli Kusnadi, Senin (21/7/2025).

Namun demikian, menurutnya, kegiatan peneresan membuat lahan tidak produktif selama jangka waktu tertentu. Selain itu, tingkat kerusakan batang saat penebangan pada tegakan jati yang telah diteres cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan tegakan jati yang tidak melalui proses teresan. Salah satu hal penting dalam memperoleh kayu jati yang baik adalah kegiatan penebangan pohon yang benar. Pohon rebah di tempat yang tepat, sehingga batang tidak rusak atau pecah karena menimpa tanah atau pohon lain di dekatnya.

BACA JUGA :  Semangat Imlek, Inspirasi Majukan Guci Sebagai Destinasi Wisata Berkelas Dunia

“Untuk memperoleh hasil tebangan yang baik maka dilakukan kegiatan teresan terlebih dulu sekitar 2 tahun sebelum penebangan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mematikan pohon agar diperoleh pohon/ tegakan yang kering secara alami untuk meminimalkan kerusakan pada saat ditebang,” terang Juli.

Ditambahkan, letak aksia kayu menjadi hal penting yang perlu diperhatikan juga. Hal ini berkaitan dengan pemilihan bagian pohon yang paling optimal dalam proses pengerjaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi peneresan dan letak aksial terhadap sifat-sifat pengerjaan kayu jati nantinya.

“Sejak tahun 2011, Perhutani menanam jati jenis JPP (Jati Plus Perhutani). Ini beda perlakuan dengan jati yg ditanam dari biji. JPP adalah tanaman stek pucuk yang disemaikan sebelum ditanam. Pohon ini akan cepat tinggi dan besar. Nantinya waktu peneresan sebelum ditebang hanya butuh 4-5 bulan peneresan,” pungkasnya. (**)

error: