SLAWI, smpantura – Bau semerbak bunga dan minyak wangi menusuk hidung terbawa angin malam di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal pada Jumat malam (16/5/2025).
Ya, bau yang dibarengi dengan aura mistik mengawali prosesi jamasan pusaka Tombak Kiai Pleret dan pusaka piandel lainnya menjelang Hari Jadi ke-424 Kabupaten Tegal tahun 2025.
Jamasan pusaka adalah ritual pembersihan benda pusaka, seperti keris, tombak, dan pusaka lainnya.
Jasaman seringkali diadakan menjelang Hari Jadi suatu kabupaten sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan. Ritual ini memiliki makna spiritual yang mendalam, sebagai penghormatan kepada leluhur dan pelestarian nilai-nilai budaya.
Puluhan warga dan keluarga besar Kalisoka mulai berkumpul di halaman depan Rumah Kepala Desa Kalisoka, Dumeri. Rumah yang tak jauh dari makam Pangeran Purbaya terdengar melantunan ayat-ayat Alquran sejak pukul 20.00 WIB.
Lantunan ayat-ayat itu, serasa membuat malam sangat tenang. Pada malam sakral penjamasan pusaka Tombak Kiai Pleret tersebut, juga banyak para pecinta pusaka datang untuk menyaksikan dan ikut menjamas pusaka milik pribadinya.
Kembang tujuh rupa yang diletakan diwadah besar dicampur dengan air kepala muda, minyak wangi dan jeruk nipis, disiapkan untuk menjamas pusaka. Usai memanjatkan doa-doa untuk keselamatan Kabupaten Tegal, dimulailah penjamasan pusaka Tombak Kiai Pleret.
Prosesi penjamasan Tombak Kiai Pleret tidak bisa didomentasi saking sakralnya.
Tiba saatnya, pusaka pendamping Tombak Kiai Pleret dijamas oleh praktisi jamasan, Mbah Waluyo. Pusaka pendamping, diantaranya tombak Trisula, keris dan pusaka lainnya.
Pusaka-pusaka tersebut dicuci dengan kembang tujuh rupa yang dicampur air kelapa. Pencucian dilakukan secara detail untuk mengangkat kotoran dan karat dari pilah tombak atau keris.
Usai dicuci, dilakukan pengeringan dan dikasih minyak wangi untuk melindungi dari karat dan kotoran.
Tak hanya pusaka-pusaka milik keluarga Kalisoka, tapi masyarakat umum yang datang membawa pusakanya juga ikut dijamas.
Kepala Desa Kalisoka, Dumeri mengatakan, jamasan Tombak Kiai Pleret dan pusaka pendampingnya merupakan rangkaian dalam rangka Hari Jadi ke-424 Kabupaten Tegal.
Prosesi itu diawali dengan ziarah ke makam para sesepuh Kabupaten Tegal, yakni Ki Gede Sebayu di Desa Danawarih Kecamatan Balapulang, Makam Amangkurat 1 Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna, Makam Raden Hanggawana dan Pangeran Purbaya di Desa Kalisoka.
“Pagi tadi (kemari pagi-red), Tombak Kiai Pleret diambil dari Pemkab Tegal, dan malam ini dijamas yang selanjutnya akan dikirab dari Kalisoka ke Rumah Dinas Bupati Tegal. Puncaknya, diarah dari Rumdin Bupati ke Pemkab Tegal,” terang Dumeri yang juga masih keluarga besar Kalisoka.
Tahun ini, kata dia, berbeda dengan tahun sebelumnya. Tombak Kiai Pleret tidak dikirab dengan Pataka Pakta Integritas. Hal itu dinilai kurang tepat, karena Pakta Integritas merupakan bentuk komitmen PNS dan tidak ada kaitannya dengan kirab pusaka.
“Pada zaman dulu setiap kerajaan punya pusaka piandel. Begitu juga dengan Tombak Kiai Pleret sebagai pusaka piandel Pangeran Purbaya yang memiliki kesaktian dan kemampuan luar biasa, sehingga oleh para sesepuh dijadikan icon pusaka Kabupaten Tegal,” pungkasnya. **