Kesenian Kuntulan Sapu Jagat Harjosari Kidul Tegal Hidup Kembali, Berdiri Sejak Tahun 1945

SLAWI, smpantura – Alunan musik kesenian kuntulan menarik ratusan pengunjung Taman Rakyat Slawi Ayu (Trasa) Kabupaten Tegal saat digelarnya Pesta Rakyat Merdeka bertajuk Melukis Indonesia pada Sabtu malam (24/8/2024). Kesenian perpaduan gerakan silat yang ditarikan dengan lantunan lagu sholawat itu, dimainkan oleh Kuntulan Sapu Jagad dari Desa Harjosari Kidul, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal yang berdiri sejak tahun 1945.

Penampilan Kutulan Sapu Jagad diawali dengan alunan musik rebana dengan lagi sholawat. Disusul, puluhan perempuan berpakaian putih hitam dengan mengenakan sabuk hitam. Mereka berbaris rapi menjadi empat baris dan berubah formasi berhadap-hadapan saat mumulai tarian kuntulan.

Mereka saling melancarkan pukulan dan tangkisan layaknya gerakan silat. Namun, dalam tari kuntulan gerakan silat, diperhalus sehingga terlihat indah. Gerakan yang lincah dan gesit serta kompak, membuat tarian itu enak dinikmati. Tak berselang lama, giliran pemain anak-anak perempuan dengan pakai sama, mulai beraksi. Sedikit agak berbeda, karena para pemain gadis-gadis kecil ini, menggunakan gerakan kaki. Selaras dan serasi yang membuat tarian kuntulan selalu banyak penonton.

Ketua Kesenian Kuntulan Sapu Jagad Harjosari Kidul, Tasripin mengatakan, Kuntulan Sapu Jagad awalnya merupakan perguruan silat yang berdiri sejak tahun 1945. Perguruan silat asli Harjosari Kidul ini didirikan oleh Wirsad atau yang dikenal dengan sebutan Mbah Isa.

BACA JUGA :  Kuliner di Tegal, De Kersem Dukuhringin Suguhkan Menu Merakyat Tak Bikin Kantong Jebol

“Saat ini, dilanjutkan anaknya H Muhammad Abrodin,” katanya.

Kesenian ini, kata dia, sempat vakum puluhan tahun. Baru setahun ini, Kuntulan Sapu Jagad kembali dikembangkan. Kondisi vakum itu disebabkan tidak ada pemainnya. Oleh karena itu, pemain kuntulan kebanyakan perempuan.

“Laki-laki banyak yang sibuk bekerja, sehingga tidak ada waktu untuk berlatih. Pemain Kuntulan Sapu Jagad ada sekitar 24 ibu-ibu dan 20 anak-anak perempuan,” terang Tasripin.

Dikatakan, untuk penabuh musik sebanyak lima orang laki-laki, terdiri dari tiga orang memainkan rebanan, satu orang memainkan bedug dan satu orang vokalis. Lagi-lagu yang dilantunkan untuk mengiringi gerakan Tari Kuntulan merupakan lagi sholawat nabi. Setiap penampilan, biasanya melantunkan sembilan lagu.

“Setiap penampilan bisa mencapai 20 menit,” terangnya.

Tasripin mengaku belum banyak tampil di acara-acara resmi seperti Pesta Rakyat Merdeka ini. Namun, jika ada yang ingin menyewa Sapu Jagad, pihaknya menerapkan tarif sekitar Rp 2 juta. Harga itu bisa menyesuaikan tergantung jarak yang ditempuh.

error: