Slawi  

Kesenian Sampyong Balapulang Wetan, Sudah Ada Sejak Tahun 1970

SLAWI, smpantura – Kesenian Sampyong dari Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, turun temurun sejak tahun 1970. Kesenian bela diri yang dipadukan dengan tarian dan musik genjringan ini, sangat unik.

 

Penampilan Tari Sampyong yang diperankan belasan anak-anak muda Balapulang Wetan itu, diawali dengan atraksi memperlihatkan gerakan Sampyong yang dipadukan dengan memukul kayu di tangan. Gerakan pencak silat yang dipadukan dengan tongkat kayu itu, terlihat selaras dan indah.

 

Tokoh Seniman Balapulang Wetan, Imam Joend mengatakan, seni budaya Sampyong ini asli dari Balapulang Wetan Kabupaten Tegal, dan kesenian ini sudah ada sejak dulu.

 

“Seingat saya itu Seni Budaya Sampyong ini sejak dari tahun 1970-an dan itu sudah ada. Kelihatan simpel tapi unik juga ada seni pencak silatnya,” katanya.

 

Seni budaya sampyong, menurut Imam, saat ditampilkan biasanya ditambahkan dengan musik tembang Jawa atau genjringan pake terbang, dan sampai saat ini Sampyong masih eksis di Balapulang Wetan.

 

Ketua Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal, Ki Haryo Susilo Enthus Susmono menuturkan, pihaknya menelusuri potensi olahraga tradisional kesenian Sampyong yang eksis di Desa Balapulamg Wetan.

Bahkan, Dewan Kebudayaan telah membuat Tim Adhoc Desa Bangga Budaya (DBB).

BACA JUGA :  Dies Natalis ke-2 Universitas Bhamada Slawi

 

Ki Haryo menyampaikan Balapulang Wetan merupakan salah satu desa dari 5 desa yang terpilih menjadi pilot project DBB hasil kerjasama Dewan Kebudayaan dan Pemkab Tegal.

 

“Desa Balapulang Wetan yang memiliki Kesenian Sampyong bisa lebih berkembang dan ini satu-satunya di Jawa Tengah setelah Majalengka, Jawa Barat,” ujar Ki Haryo.

 

Dari program Desa Bangga Budaya ini, lanjut Ki Haryo, Kesenian Sampyong bisa lebih eksis dengan melibatkan peran aktif dari masyarakat meliputi unsur daya desa dan daya warga.

 

“Program pilot project ini akan kita terapkan di tahun 2025. Target kami nantinya juga Kesenian Sampyong mendapat hak kekayaan intelektual komunal dari Kabupaten Tegal seperti Tari Kuntulan dan Topeng Endel,” jelas Ki Haryo.

 

Sementara itu, Kades Misbakh berharap kesenian Sampyong bisa lebih berkembang dengan adanya program DBB. Kesenian Sampyong sudah menjadi kesenian rakyat yang secara turun temurun, dan ada dua kelompok seni Sampyong yang aktif.

 

“Ini dibuktikan tiap malam minggu rutin latihan. Dan, kami juga melibatkan pemuda Karang Taruna untuk terus melestarikan Sampyong,” terangngnya. (T05_Red)

error: