Kesenjangan Pendidikan Di Desa Dengan Kota

sekolah banyak sekali yang ambruk, rusak, dan sudah tidak layak pakai, terutama di daerah-daerah perdesaan. Seharusnya, sebagai sarana pembelajaran, sebuah sekolah harus memiliki gedung dan fasilitas yang baik, agar para siswa nyaman dalam proses pembelajaran. Tidak hanya infrastruktur sekolah yang buruk melainkan juga buku-buku pelajaran siswa yang sudah rusak. Konten dalam sebuah buku pelajaran banyak ditemukan terdapat pornografi di dalamnya. Hal ini sangat merusak moral dan etika para siswa yang merupakan tunas bangsa.

Seharusnya penerbit buku-buku sekolah menjunjung tinggi etika dalam buku-buku pelajaran yang diterbitkannya. Satu lagi masalah pendidikan yang masih terus diperbincangkan adalah mengenai dana bantuan operasional sekolah (BOS). Dana ini seakan belum efektif bagi semua kalangan, terutama kalangan siswa yang tidak mampu. BOS memang diperuntukkan untuk siswa-siswa tidak mampu namun dana BOS yang cair hampir semua sampai ke tangan yang berhak. Namun banyak sekali kasus dana BOS yang disalahgunakan, seperti diambil oleh siswa kalangan mampu.

Perkembangan pendidikan di kota berbanding terbalik dengan di desa, pendidikan di kota dapat berkembang pesat karena didukung oleh sarana dan prasarana yang mudah untuk didapatkan. Sedangkan di desa perkembangan pendidikan cenderung berjalan lambat karena sulitnya mendapatkan sarana dan prasarana untuk pendidikan tersebut. Seperti penggunaan teknologi saat pembelajaran di desa memang jauh lebih sulit karena susahnya jaringan bahkan seperti di desa yang hidup di gunung mereka lebih sulit belajar menggunakan teknologi karena susahnya jaringan yang digunakan. Kesenjangan pendidikan di kota masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi.

error: