Ia merasa hidupnya diujung tanduk saat datanya tidak masuk dalam data base BKN.
“Kami berharap bisa masuk data BKN. Itu saja tidak lebih,” pintanya.
Anggun menuturkan jika pejaga SDN itu dibayar oleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Tugas penjaga sekolah cukup berat. Mereka harus berangkat pagi pulang sore.
“Kami biasanya bekerja mulai jam enam pagi sampai jam lima sore. Itu setiap hari,” ucapnya.
Dia menuturkan, jumlah penjaga SDN di Kabupaten Tegal sebanyak 315 orang. Mereka mayoritas bekerja sudah lebih dari 10 tahun.
Tapi gaji mereka jauh dari UMK. Menurut Anggun, untuk kebutuhan hidupnya, para istri penjaga sekolah berjualan di lingkungan SD.
“Gaji kami sangat kecil. Ada yang Rp 500 ribu, ada pula yang Rp 300 ribu,” katanya. (T05-Red)