BREBES, smpantura – Munculnya sejumlah pihak, yang berupaya memutar balikan fakta sejarah, pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI), dengan membuat opini.
Bahwa PKI adalah korban, hal itu mendapat sorotan dari Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Brebes, Wahyudin Noor Aly.
Sebab, sejatinya yang menjadi korban adalah rakyat, TNI dan Polri. Setiap tanggal 30 September, bangsa Indonesia mengenang sebuah tragedi memilukan, yakni pengkhianatan PKI. Banyak yang menjadi korban akibat pengkhianatan tersebut.
Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Brebes, Wahyudin Noor Aly mengatakan, saksi sejarah mengungkapkan, banyak rakyat dibunuh oleh PKI.
Di beberapa daerah, ulama dan umat islam, dihabisi secara kejam. Mereka menyerang umat islam yang sedang beribadah dan membakar kitab suci.
“Di berbagai daerah PKI menyerang pesantren dan membunuh ulama dan santri. Ada yang menyerang masjid dan membunuhi jamaah lalu membakar kitab suci. Tindakan PKI sangat kejam dan tidak manusiawi,” ungkap pria yang akrab dipanggil Goyud ini.
Menurut dia, puncak dari kebiadaban gerombolan PKI, adalah menculik dan menghabisi para jenderal Angkatan Darat. Ada tujuh perwira yang diculik dan disiksa hingga tewas. Lebih kejamnya lagi, jenazah dibuang di dalam sebuah sumur bernama Lubang Buaya.
“Fakta sejarah mengungkap, kekejaman PKI tidak bisa terbantahkan. Mereka telah berupaya untuk merubah Pancasila dengan faham komunis dengan menghabisi tujuh perwira TNI,” ungkapnya.
Akan tetapi, lanjut dia, fakta sejarah kekejaman PKI itu, belakangan akan dikaburkan. Beberapa kelompok menyebut, bahwa PKI adalah korban dalam peristiwa G30S.
“Sejarah yang ditulis ini sudah ada sejak dulu dan kebenaranya tidak diragukan. PKI telah membunuh rakyat, jenderal dan perwira TNI. Namun belakangan masih ada yang berusaha mengaburkan fakta sejarah, seolah olah PKI itu korban G30S. Padahal yang menjadi korban adalah rakyat, TNI dan Polri,” paparnya.
Untuk itu, lanjut dia, Goyud meminta agar generasi muda, tidak terpengaruh oleh segala bentukan opini, yang akan mengaburkan sejarah kekejaman PKI.
“Tindakan mereka tidak lain mempengaruhi generasi muda untuk memutar balikan sejarah yang sebenarnya,” pungkasnya. (T07-Red).