TEGAL, smpantura – Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), Margaret Aliyatul Maimunah, menyebut bahwa bulan April merupakan momentum istimewa bagi kaum perempuan.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri acara Halal Bihalal dan Hari Lahir (Harlah) Fatayat NU, Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Tengah yang digelar di Pendopo Ki Gede Sebayu, Kota Tegal, Minggu siang (4/5/2025).
Menurut Margaret, penetapan bulan April sebagai “bulannya perempuan” bukan tanpa alasan. Harlah Fatayat NU yang jatuh pada 24 April hanya berselang tiga hari dari peringatan Hari Kartini pada 21 April.
“Semua orang menginspirasi dan terinspirasi dari apa yang sudah diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini,” ungkapnya.
Ia menyoroti bahwa perempuan selalu memiliki posisi istimewa di tengah berbagai dinamika sosial.
“Perempuan itu dibilang makhluk lemah, tapi juga dijuluki ras terkuat di muka bumi. Ada yang bilang cengeng dan gembeng (mudah menangis), tapi juga punya kekuatan luar biasa,” tuturnya.
Margaret juga menyinggung dilema peran perempuan masa kini, antara menjadi wanita karir atau memilih peran sebagai ibu rumah tangga.
“Sampai sekarang, kita masih dihadapkan pada pertanyaan, perempuan itu sebaiknya menjadi pejabat seperti Sahabat Iin (Wakil Wali Kota Tegal, Tazkiyyatul Muthmainnah), atau cukup menjadi ibu rumah tangga? Ini dilema yang sering kali tidak mudah dijawab,” lanjutnya.
Namun bagi warga Fatayat NU, Margaret menekankan bahwa apapun pilihan hidupnya, baik bekerja di pabrik, menjadi pejabat atau ibu rumah tangga, semua perempuan memiliki kewajiban yang sama untuk terus meningkatkan kualitas diri.
“Jangan merasa cukup hanya karena menjadi ibu rumah tangga. Justru di situlah peran penting dimulai. Kita harus jadi ibu rumah tangga yang berkualitas agar mampu melahirkan generasi yang juga berkualitas,” tegasnya. **