TEGAL, smpantura – Dua sosok lansia, di Kota Tegal, yang hidup menjanda, kesehariannya sangat memprihatinkan. Hidup seorang diri, di rumah tak layak huni, dan makan seadanya. Itupun bila ada yang memberi.
Itulah dua sosok janda lansia, bernama Sutari (91), warga RT 02 RW 01 dan Wari (91), warga RT 01 RW 03. Keduanya masuk wilayah Kelurahan Debong Kulon, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal.
Cerita sosok janda lansia yang memprihatinkan, ternyata hinggap di telinga Bhabinkamtibmas Debong Kulon, Polsek Tegal Selatan, Polres Tegal Kota, Bripka Aditya Wibisono.
Di tengah kesibukan tugasnya, hatinya terpanggil untuk hadir meringankan derita kehidupan kedua sosok lansia itu. ”Beliau orang tua saya. Meski bukan ibu kandung, beliau ibu saya. Saya harus hadir untuk membantunya,” ucap Bripka Aditya Wibisono, lirih.
Ibunya Sendiri
Hal menarik yang selalu digenggam erat, tiap kali melihat seorang perempuan tua dan hidup dalam kesendirian, dia menganggapnya sebagai ibunya sendiri. Ya meski bukan ibu kandungnya, tapi sudah dianggap sebagai orang tuanya sendiri.
Karena itulah, seiring dengan tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas di wilayah itu, Bripka Aditya Wibisono tetap menunjukkan kepeduliannya kepada warga binaan, terutama para lansia dan janda yang hidup dalam kondisi serba terbatas.
Bripka Aditya kerap menyambangi dua warganya yang sudah lanjut usia dan tinggal seorang diri di rumah tak layak huni. Karena mereka butuh perhatian dan kepedulian dari orang lain. Bukan saja dari dirinya yang seorang Bhabinkamtibmas. Tapi dia juga mengajak warga lainnya untuk peduli. Bripka Aditya tak banyak berkoar, tapi memberi contoh langsung.
Mereka yang sudah lansia, dan menjanda, menjalani hari-hari seorang diri, sangat butuh perhatian dan pertolongan dari siapapun.
Dibutuhkan Kehadiran
Sering kali, yang dibutuhkan hanyalah kehadiran seseorang untuk menemani atau sekadar menyapa.
”Ya… selain memantau situasi kamtibmas, Saya juga ingin memastikan, bahwa warga, khususnya lansia dan janda, tetap mendapatkan perhatian. Mereka tinggal sendiri, dan sering kali hanyalah kehadiran seseorang untuk menemani atau sekadar menyapa,” ucap Bripka Aditya, Kamis (7/8).
Sebagai bentuk perhatian, dan bhakti ke orang tua, Bripka Aditya juga kerap membawa makanan siap saji atau paket sembako untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar kedua lansia tersebut.
”Bantuan ini memang tidak seberapa. Tapi saya berharap bisa sedikit meringankan beban mereka. Juga untuk memantik rasa peduli warga lainnya”.
Langkah Bripka Aditya pun kini mulai menuai apresiasi dari masyarakat maupun pimpinan di lingkungan Polsek Tegal Selatan. Kapolsek Tegal Selatan, Kompol Sigit Pasono, menilai tindakan anggotanya itu sebagai wujud nyata kehadiran polisi sebagai pengayom masyarakat.
”Kepedulian terhadap warga yang membutuhkan, merupakan bagian dari tugas kemanusiaan. Kami sangat menghargai dan mendukung inisiatif positif seperti ini,” kata Kompol Sigit.
Dia juga mengimbau seluruh personelnya, terutama para Bhabinkamtibmas, agar lebih peka dan peduli terhadap kondisi di lingkungan binaan masing-masing. Dia menekankan pentingnya kecepatan dalam merespons situasi sosial yang terjadi di masyarakat.
”Saya tekankan kepada seluruh personel, khususnya Bhabinkamtibmas, agar peka terhadap kondisi warga dan segera turun tangan. Jangan hanya menunggu, tapi aktif memantau lapangan. Saya pun akan ikut terjun langsung bersama personel lainnya,” tandas dia.
Warga sekitar menilai, sosok Bripka Aditya dikenal dekat dengan masyarakat dan kerap hadir dalam berbagai kegiatan sosial. Keberadaan aparat kepolisian yang hadir dengan hati dan niat tulus ikhlas seperti itu, membawa dampak positif dan rasa aman di tengah masyarakat.
Melalui tindakan kecil, tapi konsisten, Bripka Aditya Wibisono membuktikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan pelayanan bisa berjalan beriringan dalam menjalankan tugas sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. (**)