“Indonesia adalah bangsa yang beradab. Namun, jejak digital Indonesia akan dicap sebagai negara yang tidak memiliki etika jika warganet selalu berkomentar maupun membuat konten negatif,” terang Fajar.
Ketua Prodi D3 Akuntansi Poltek Harber, Yeni Priatna Sari menjelaskan, pelajar memiliki pekerjaan rumah untuk menjadi warganet yang baik.
“Memiliki kesadaran dan perhatian dalam berkomunikasi di ruang digital dapat membuat lingkungan menjadi nyaman,” kata Yeni.
Agar berbudaya di dunia digital, Yeni mengajak pelajar untuk berpikir kritis.
“Saring dulu sebelum sharing. Tidak semua informasi bisa kita terima. Kita harus lacak dulu kebenarannya.”
Muhammad Sekhun selaku Pandu Digital Indonesia menuturkan, ketika beraktivitas di ruang digital kita sering lupa kalau kita sedang berkomunikasi dengan manusia. (T03-Red)