Di sisi lain, Komisi I DPRD juga menyoroti pentingnya pengembangan ekonomi berbasis budaya. Menurut Arie Prima, festival tahunan, seni tari, seni teater hingga Tegal Art Festival yang bisa menarik ribuan pengunjung, perlu mendapat dukungan penuh.
“Kami ingin Kota Tegal menjadi Kota Event, bukan hanya Kota Singgah. Budaya lokal seperti sedekah bumi dan sedekah laut bisa menjadi magnet wisata dan menggerakkan ekonomi kreatif,” ujar Arie.
Politikus Partai Golkar ini juga menekankan agar pusat keramaian tidak hanya terpusat di Jalan Ahmad Yani, Jalan Pancasila atau Alun-alun Kota Tegal. Sebab, potensi budaya di wilayah lain juga perlu ditonjolkan agar sebaran ekonomi lebih merata.
Dikemukakan Fajar, saat ini Kota Tegal telah memiliki beberapa sanggar budaya dan komunitas seni, namun kondisinya dinilai perlu revitalisasi agar lebih layak digunakan. Selain itu, terdapat program bioskop keliling yang menampilkan film-film lokal khas Tegal.
Meski anggaran terbatas, Fajar menyampaikan apresiasinya terhadap DPRD yang telah memberikan dukungan.
“Terima kasih atas support dari Komisi I, karena walaupun terbatas, tetap ada ruang untuk promosi budaya, termasuk ke luar kota,” jelasnya.
Di sesi akhir, Arie Prima mengajak seluruh masyarakat untuk bangga menggunakan dialek bahasa Tegal dalam kehidupan sehari-hari.
“Bahasa itu jati diri. Kalau kita tidak menjaga bahasa Tegal, maka identitas kita bisa hilang,” pungkasnya. (**)