Komisi X DPR RI Minta Pemerintah Mengevaluasi Study Tour

TEGAL, smpantura – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, meminta pemerintah mengevaluasi kegiatan tur belajar atau study tour di setiap sekolah.

Hal itu dilakukan, menyusul insiden kecelakaan rombongan study tour SMK Lingga Kencana, Kota Depok, beberapa waktu lalu.

Menurut Fikri Faqih, sekolah dan study tour sama-sama memiliki peran penting untuk anak-anak. Namun, terlepas dari itu, keselamatan nyawa jauh lebih penting.

Fikri juga mengingatkan, agar kegiatan tur belajar tidak menjadi hal wajib di setiap sekolah. Namun, juga perlu dipertimbangkan apabila akan mengadakannya.

“Tidak perlu mewajibkan dan memaksakan sekolah atau siswa. Jangan kemudian karena terpaksa, yang penting murah dan jalan, akhirnya beberapa aspek diabaikan,” ungkap Fikri Faqih, saat membuka workshop pendidikan di Kota Tegal, Sabtu (18/5) kemarin.

Menurutnya, jika kemudian tujuan tur belajar menyasar wisata nusantara, maka harus dipastikan kelayakannya.

Fikri juga berpesan, agar sekolah dan orang tua bisa intens menjalin komunikasi, apabila akan mengadakan tur belajar.

“Bangun kesepakatan, agar hasil yang didapat juga maksimal. Tidak saling menyalahkan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.

BACA JUGA :  Selangkah Lagi, RSUD dr Soeselo Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Utama FK UMP

Dalam kesempatan tersebut, Fikri juga menyampaikan kesepakatan yang dimaksud. Di mana klausul keberatan orang tua menjadi pertimbangan dan bukan menjadi keputusan mutlak.

Seperti halnya pada saat pelaksanaan belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19. Kemendikbud mencantumkan salah satu klausul pertimbangan orang tua.

“Dulu kan pernah keberatan orang tua saat belajar tatap muka. Bisa saja hal ini diterapkan juga,” pungkasnya.

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono memaparkan, tur belajar tidak melulu dengan tujuan daerah terjauh. Melainkan dapat memanfaatkan daerah sendiri atau sekitar.

Namun demikian, apabila tur belajar hanya bisa dilakukan di daerah tertentu, maka harus dipersiapkan dengan matang.

“Kalau memang bisa di daerah sendiri ya bagus. Selain biayanya murah, para siswa juga semakin tahu sejarah atau ilmu di tempat tinggalnya. Tetapi jika memang obyek yang dituju hanya ada satu, maka persiapannya harus lebih matang dari segala aspek,” tandasnya. (T03-Red)

error: