Slawi  

Komitmen Kolaborasi, IKM Tegal Masuk Rantai Pasok Industri Besar

Menurutnya, jika produk yang dipasok tidak konsisten dengan QCD, maka akan kesulitan untuk berkompetisi di pasar global. Disebutkan, saat ini Indonesia ingin menjadi basis otomotif kendaraan dari negara-negara principle. Karena itu, IKM di Kabupaten Tegal harus bisa mempertahankan QCD.

“Sehingga nanti bisa meningkat. Artinya, tier 1 bisa menjadi ayah angkat tier 2. Dan tier 2 ini bisa merangkat naik menjadi tier 1. Jadi kolaborasi ini sangat penting. Supaya tidak jalan di tempat,” tegasnya.

Sigit berujar, sedikitnya ada 50 IKM di Kabupaten Tegal yang menjadi binaan YDBA. Mereka mayoritas memproduksi otomotif, peralatan kapal dan alat berat. Hasil produksi mereka di pasok ke agen pemegang merk (APM) di Indonesia. Tapi sebagian juga ada yang diekspor.

“Untuk saat ini, pasokan hanya di dalam negeri. Tapi kalau otomotif mengikuti unitnya. Kalau unitnya ekspor, ya otomotis dikirim ke luar negeri. Dan produknya dikirim dari sini (Kabupaten Tegal),” ucapnya.

BACA JUGA :  Panitia Seleksi Umumkan Perekrutan Calon Anggota Dewan Pengawas dan Calon Direktur Teknis Perumda Tirta Ayu Slawi

Sementara, Direktur PT Kannindo Tegal M. Harjono mengaku sangat senang dengan adanya kolaborasi rantai pasok tersebut. Saat ini, pihaknya telah memasok produk otomotif ke sejumlah perusahaan besar di Indonesia.

“Program ini sangat bagus, karena bisa meningkatkan perekonomian para IKM di Kabupaten Tegal,” ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian, Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Disperintransnaker) Kabupaten Tegal Riesky Trisbiantoro melalui Kabid Perencanaan dan Pembangunan Industri, Irsyad Sumarwanto menambahkan, sinergi atau kolaborasi ini dapat menumbuhkan IKM yang kuat. Selain itu, juga dapat melahirkan IKM baru yang juga bisa masuk dalam lingkaran tersebut.

error: