Slawi  

Konflik Pancuran 13 Diselidiki Polres Tegal

  • Tarif Turun Jadi Rp 7.500

SLAWI, smpantura – Polres Tegal selidiki konflik pengelolaan Pancuran 13 di objek wisata Guci, Kabupaten Tegal. Hal itu mendasari laporan warga dan informasi yang mencuat di media massa.

“Masih proses penyelidikan. Pengelola dan saksi sudah dipanggil,” kata Kapolres Tegal AKBP Mochammad Sajarod, baru-baru ini.

Kendati demikian, kata dia, tiket masuk Pancuran 13 Guci sudah turun. Dari sebelumnya Rp 20 ribu per orang, sekarang menjadi Rp 7.500 per orang. Hal itu berdasarkan hasil kesepakatan pertemuan antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), PT Barokah dan perwakilan masyarakat sekitar Guci.

”Soal pengelolaan pancuran 13 dari PT Barokah sudah disepakati bersama sekarang dikelola langsung dari BKSDA, dalam hal ini adalah Resort. Untuk tarif Rp 7.500 disesuaikan dengan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP),” ungkap Kapolres.

BACA JUGA :  Rangkaian Imlek 2025 di Klenteng Hok Ie Kiong Slawi, Gelar Pertunjukan Barongsai Hingga Cap Go Meh

Dia menyatakan, dari hasil pertemuan tersebut juga terungkap bahwa PT Barokah sebenarnya hanya memiliki izin pemanfaatan air buat sendiri yakni pengelolaan kolam renang.

“Jadi bukan pengelolaan pancuran 13,”tegas Kapolres Tegal.

Sementara, saat ditanya soal tarif Rp 20 ribu yang selama ini dikenakan kepada pengunjung, Kapolres mengaku kurang mengetahui.

“Misal nanti ada pengunjung yang dimintai Rp 20 ribu lagi, silahkan komplain,” pesannya.

Perubahan tarif Pancuran 13 Guci dari Rp 20 ribu menjadi Rp 7.500 dibenarkan juga oleh Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Porapar) Kabupaten Tegal Akhmad Uwes Qoroni. Menurut Uwes, pengelolaan Pancuran 13 Guci kini ditangani langsung oleh BKSDA Jawa Tengah dengan penyesuaian tarif sesuai dengan PNBP, yakni Rp 7.500.

error: