“Kriteria sasaran inovasi kami adalah ibu hamil yang mengalami gangguan masalah gizi, yang bisa dilihat dari lingkar lengan atasnya kurang dari 23,5 sentimeter dan ibu anemia,” ujarnya.
Sedangkan baduta yang mendapat pendampingan, adalah baduta yang memiliki kriteria tidak baik berat badan selama tiga bulan lebih berturut-turut.
“Pendampingan kita lakukan secara holistik. Ibu bidan mengunjungi rumah, menganalisis permasalahan dan dibantu mencari solusi serta menyelesaikannya,” tegas Taryuli.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tegal, Dwi Karyanti yang hadir dalam kegiatan tersebut memaparkan, saat ini begitu gencar program pemerintah dilakukan untuk menyukseskan program penurunan stunting.
Untuk Kota Tegal, angka stunting di tahun 2023 masih berada di angka 16,8 persen. Dwi Karyanti berharap, angka tersebut dapat ditekan hingga 14 persen, sesuai target nasional.
Menurutnya, stunting tidak menyoal permasalahan gizi saja, melainkan juga penurunan daya tahan tubuh, kecerdasan serta kualitas hidup secara umum.
“Tentu saja kita tidak berharap generasi penerus mengalamani penurunan kualitas hidup. Oleh karenanya, kami mengapresiasi IBI yang terus konsisten menyukseskan program-program pemerintah,” jelasnya. (T03_Red)