SLAWI, smpantura – Belum lama dilantik, Pengurus Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) Kabupaten Tegal masa bakti 2024 sampai 2028 langsung menunjukkan gebrakan.
Selain menggelar rapat kerja, pada Selasa (10/9/2024), KREKI Kabupaten Tegal juga melaksanakan pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) di Universitas Bhamada Slawi.
Pelatihan tersebut diikuti 20 peserta terdiri atas anggota Karang Taruna dan Satpam di sejumlah perusahaan.
Para peserta dilatih oleh pengurus KREKI Wilayah Jateng yakni oleh dr Agung Sudarmanto,MM, dr Adhi Kuntoro Guruh Mahendra P dan Ns Helen Fuji FM, SKep.
Peserta antusias mengikuti pelatihan yang meliputi teori dan praktek tindakan dasar untuk menyelamatkan korban/ pasien yang mengalami henti jantung.
Ketua KREKI Kabupaten Tegal, dr Widodo Joko Mulyono menjelaskan, pelatihan bantuan hidup dasar tersebut untuk memberikan bekal kepada masyarakat terkait pertolongn pertama kegawatdaruratan kepada korban secara cepat dan tepat sehingga bisa menolong jiwa manusia.
Permasalahan yang dihadapi saat ini, kata Joko, saat ada kejadian kecelakaan, masyarakat tidak segera memberi pertolongan. Padahal bantuan hidup dasar yang diberikan kepada korban sebelum dibawa ke rumah sakit, bisa membantu menyelamatkan nyawa korban.
“Yang ditemui di masyarakat kalau ada kejadian, satu menit, dua menit, lima menit bahkan setengah jam tidak ada usaha pertolongan pada korban.Justru teriak- teriak,” sebutnya.
Joko mengungkapkan, KREKI terbuka untuk masyarakat umum dari berbagai latar belakang, baik tenaga medis dan non medis. Mereka direkrut untuk menjadi relawan yang terlatih dan peduli terhadap masalah emergensi kesehatan.
Joko menuturkan, Kabupaten Tegal termasuk wilayah rawan bencana dan kecelakaan teruatama di wilayah Pantura.
Harapannya dengan adanya relawan yang terlatih, saat terjadi bencana atau kecelakaan, masyarakat dapat memberi pertolongan pertama secara cepat dan tepat.