SMPANTURA – Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya dengan keberagaman budaya, etnis, bahasa, agama, adat istiadat. Salah satu keberagaman budaya yang dimiliki adalah kue tradisional.
Setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memiliki kue tradisional yang berbeda dan memiliki ciri khas sendiri.
Aneka kue tradisional banyak dijumpai diantaranya onde – onde, lapis, lemper, arem-arem, putri mandi, nona manis dan lemet. Cita rasa kue tradisional yang khas , ada yang manis, gurih bahkan pedas membuat kue ini tetap digemari masyarakat.
Namun, dengan berkembangnya jaman dan masuknya budaya luar ke Indonesia, kue tradisional mulai tergeser dengan kue- kue asing yang merajalela dan banyak dijajakan di pusat jajanan.
Kreativitas pelaku usaha diperlukan agar kue tradisional tetap bertahan di tengah gempuran kue-kue modern. Diantaranya dengan inovasi dari segi bentuk, warna dan kemasan yang menarik.
Upaya melestarikan kue tradisional juga dilakukan ibu- ibu diantaranya dengan menyajikan dalam berbagai kegiatan seperti arisan, pertemuan PKK maupun halal bi halal.
Dewantari (40) menyebutkan, untuk melestarikan kue tradisional, dua kerap menghidangkannya di berbagai acara yang diadakan di rumahnya.
“Kue yang sering disajikan seperti kue nona manis, lemper, arem – arem dan lapis. Biasanya saya pesan di pengusaha katering atau beli di toko kue,” sebutnya.
Selain cita rasa yang enak, harga kue tradisional juga bervariasi. Bahkan ada yang dojual mulai dari Rp 1.250 per biji. **