BREBES, smpantura – Di lereng-lereng pegunungan Salem, Kabupaten Brebes, masih berdiri pohon-pohon raksasa dengan batang besar dan daun rimbun. Warga sekitar menyebutnya pelahlar.
Siapa sangka, pohon itu adalah Resak (Vatica javanica), spesies langka endemik Pulau Jawa yang kini semakin terancam.
Di hutan Salem, jumlah Resak diperkirakan tinggal kurang dari sepuluh pohon. Sebagian besar sudah berusia tua, ada yang tingginya mencapai 40 meter dengan batang yang hanya bisa dipeluk tiga sampai empat orang dewasa.
Karena populasinya yang sangat sedikit, Resak kini menjadi salah satu kekayaan alam paling langka yang masih bertahan di Brebes.
Salah satu sosok yang kini berdiri di garis depan pelestarian Resak adalah Casro, Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Winduasri, BKPH Salem KPH Pekalongan Barat.
Pengetahuan Casro tentang Resak bermula pada 2018, saat ia mendampingi tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Cilacap yang melakukan pendataan flora.“Saya pikir yang saya temui setiap patroli adalah pohon biasa. Ternyata itu Resak yang nyaris punah,” ujarnya di kantor BKPH Salem.
Sejak saat itu, Casro bertekad melestarikannya. Dalam setiap patroli hutan, ia selalu menyempatkan diri mengecek kondisi Resak yang tersisa.
Menurut Casro, ancaman terbesar bagi Resak bukan hanya penebangan atau kebakaran hutan, tetapi juga regenerasi alaminya yang sangat lambat.
“Meski berbuah, anakan yang tumbuh jarang sekali bertahan hidup,” kata Casro.
Untuk mencegah kepunahan, ia memutuskan melakukan pembibitan sendiri. Ia mengumpulkan buah Resak yang jatuh, lalu menyemainya dalam polybag di halaman rumah.