Latopia, Kue Kering Khas Tegal yang Bertahan Lewat Empat Generasi

“Awalnya kue ini jadi oleh-oleh saat berkunjung ke saudara. Tetapi karena banyak yang cocok dan suka, akhirnya mulai dititipkan ke toko-toko oleh kakek saya. Hingga sekarang ini latopia menjadi oleh-oleh khas Tegal,” jelasnya.

Latopia khas Pia Argasari hadir dalam berbagai varian rasa. Mulai dari rasa klasik seperti kacang hijau, cokelat, dan susu, hingga rasa kekinian seperti kopi, ovaltine, green tea, durian, kopyor, dan oreo.

Berbicara harga, sopia dari Pia Argasari dibanderol mulai Rp 8.500 per biji untuk rasa gula aren, Rp 12.500 untuk rasa keju dan sopia spesial dibanderol Rp 9.500.

Sedangkan latopia biasa dijual Rp 6.500 per biji dan latopia spesial dijual Rp 8.500. Khusus untuk latopia durian, Pia Argasari menjualnya seharga Rp 14.500 per biji dan latopia kopyor Rp 16.500.

Ciri khas latopia Tegal terletak pada teksturnya yang kering dan ukurannya yang relatif lebih besar dibanding bakpia Jogja. Berkat kekeringannya itu pula, latopia mampu bertahan hingga lebih dari satu minggu. Sementara kue sopia (versi kering tanpa isian dari latopia) justru bisa tahan hingga dua minggu.

BACA JUGA :  Kuat, Single Keempat Zedo Maskara

“Latopia itu padat karena ada isiannya. Kalau sopia itu kopong, tapi kulitnya kami inovasi dengan varian rasa juga, seperti gula aren, keju, dan kacang hijau,” ungkap Tiara.

Meski zaman terus berubah dan teknologi makin canggih, Pia Argasari tetap mempertahankan tradisi dalam proses produksinya. Tiara menegaskan, pembuatan latopia masih dilakukan secara hand made, khususnya dalam proses pembentukan adonan.

“Adonan dan isian boleh pakai mesin, tapi membentuk latopia tetap pakai tangan. Itu yang kami jaga sampai sekarang,” katanya.

error: