Melalui produk congklak lipat, diharapkan permainan tradisional ini dapat menjadi sarana belajar bagi peserta didik untuk mencintai kearifan lokal serta menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Inovasi ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya pelestarian permainan tradisional, tetapi juga diharapkan dapat dikenal oleh berbagai kalangan di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Dengan kemasan yang lebih modern dan menarik, “Coklat” Congklak Lipat diharapkan tidak dianggap kuno, melainkan sebagai bagian dari upaya pelestarian permainan tradisional.
Arista menuturkan, penggunaan congklak sebagai media pembelajaran tidak hanya menawarkan hiburan baru, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam implementasi poin-poin pembangunan berkelanjutan dan mendorong perkembangan ekonomi kreatif.
Yang membedakan permainan tradisional congklak lipat dengan ini dari congklak lainnya adalah jumlah pemainnya yang bisa mencapai tiga orang, serta kemudahan penggunaan yang lebih praktis, fleksibel, dan portabel, karena dapat dilipat dan disimpan dengan mudah.
Bentuk produk ini juga memiliki estetika tinggi dengan sentuhan alam, memadukan unsur ecoprint dan paper quilling, serta dilengkapi dengan kartu soal digital berbasis Android yang menambah keseruan permainan.
Selain itu, congklak lipat juga dilengkapi dengan angka braille, sehingga dapat dimainkan oleh siswa berkebutuhan khusus.
Produk yang dibuat oleh guru-guru Sekolah Dasar asal Kabupaten Tegal ini mendapatkan beragam apresiasi dari berbagai pihak. Diantaranya dari Kepala Dinas Permades Kabupaten Tegal Mulyadi. Menurutnya, congklak merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan.