Mainan yang di hasilkan tak hanya menarik secara visual, tetapi juga membantu anak-anak belajar bentuk, warna, hingga angka. Semua di buat dari bahan alami yang aman dan ramah lingkungan.
Limbah kayu yang dulunya menjadi masalah kini berubah menjadi sumber manfaat dan keberlanjutan.
Berdasarkan data BPS 2023, pendapatan per kapita pengrajin meningkat sekitar 15 persen setelah mengikuti program ini. Keterampilan baru membuka peluang usaha tambahan bagi warga desa.
Program ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara kampus, mahasiswa, pengrajin, dan komunitas desa mampu menghasilkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan lokal. Tanpa teknologi rumit, kreativitas dan kepedulian lingkungan mampu mendorong perubahan.
Dari potongan kayu bekas, lahir peluang baru—anak belajar, pengrajin sejahtera, dan lingkungan lebih terjaga. Model ini di nilai dapat di terapkan di desa-desa lain untuk memperkuat ekonomi kreatif berbasis potensi lokal. (**)


