“Alhamdulillah, tiap malam Jumat ramai peziarah. Bahkan, banyak juga mengunjungi dari luar daerah,” kata Amar, alumni Pondok Pesantren Ribath Nurul Hidayah Bedug, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal itu.
Amar menyampaikan Mbah Kiai Ahmed Barmawi merupakan tokoh ulama yang merupakan santri dari Sunan Gunung Jati Cirebon. Pada zaman Kerajaan Mataram di era tahun 1.800, Mbah Kiai Ahmed Barmawi diserang penjajah Belanda dan mengasingkan di lereng Gunung Slamet. Bahkan, bersama keluarga dan beberapa santrinya menetap di bukit tersebut. Di Dukuh Sawangan juga ditemukan Candi Lapak yang juga terdapat makam adik Mbah Ahmed Barmawi, yakni Ki Sulton Barmawi.
“Saat ini, mungkin masih ada keturunannya di Sawangan. Tapi, kita tidak tahu silsilahnya,” kata Amar yang kesehatiannya sebagai petani sayuran itu.
Pro kontra keberadaan makam Mbah Kiai Ahmed Barmawi juga terjadi di Dukuh Sawangan. Namun, Amar hanya bertujuan untuk melestarikan peninggalan leluhur dukuh tersebut. Kendati sejumlah warga juga ikut membantu membangun makam Mbah Kiai Ahmed Barmawi, namun pihaknya juga membutuhkan bantuan untuk memperindah dan melengkapi fasilitas di makam ini.
“Kami tidak ada maksud apapun, hanya untuk nguri-nguri peninggalan para leluhur,” ucap Amar.
Camat Bumijawa, Darmawan membenarkan adanya potensi wisata religi di Dukuh Sawangan. Namun, akses jalan menuju lokasi memang sangat sulit. Pihaknya mendorong Pemkab Tegal untuk pembangunan jalan yang lebih baik dan nyaman.
Potensi wisata religi Makam Mbah Kiai Ahmed Barmawi juga bisa dibarengkan dengan wisata Bukit Sabana. Bahkan, ada mata air pengantin yang juga bisa dijadikan wisata alam lainnya.


