Malam Takbiran, Tradisi Kambing Guling di Desa Kracak Banyumas

BANYUMAS, smpantura – Tradisi ditetapkan lantaran karena kebiasaan masyarakat. Kali ini, tradisi malam takbiran yang cukup menarik.

Ya, para pemuda yang tergabung dalam Remaja Belia Kracak (Rebeka) menggelar tradisi kambing guling sebagai bentuk rasa syukur setelah sebulan menjalankan ibadah puasa.

Tradisi yang dijalankan turun temurun ini, dilakukan setiap malam takbiran. Lebaran atau yang orang Banyumas kerap menyebutnya Bada ini, menjadi ajang para pemuda yang pulang merantau untuk saling bersilaturahmi.

Kalau hanya sekadar nongrong dan ngobrol, kurang menarik dan tidak ada kesannya. Oleh karena itu, sejak puluhan tahun lalu, para pemuda Kracak menggandakan tradisi kambing guling.

“Awalnya, hanya ayam beralih menjadi entok, dan kini menjadi kambing guling,” kata pemuka pemuda Kracak, Dedi Indriawan, Minggu malam (30/3/2025).

Dikatakan, tradisi ini sebagai bentuk keakraban para pemuda, terutama yang merantau ke luar kota dan kembali saat Lebaran.

BACA JUGA :  Gebyar Pasar Padukuhan Kraton Pekalongan, Makan dan Minum Gratis Bagi Pengunjung

Untuk memupuk rasa kebersamaan, para pemuda secara rutin patungan atau iuran untuk membeli kambing.

Sejak siang hari, para pemuda sudah sibuk mempersiapkan kambing dari mulai disembelih hingga disiapkan untuk sayur pendamping.

“Mereka secara sukarela untuk mempersiapkan itu. Semangat kebersamaan tumbuh, sehingga tiap tahun ada hal yang berkesan saat mudik,” ujar Dedi yang akrab disapa Kanyut itu.

Usai dimasak, kata dia, kambing guling dimakan secara bersama-sama dalam satu wadah.

Guyun rukun tercermin dalam kebersamaan para pemuda yang sejak kecil bermain bersama.

Kendati tak banyak yang disuguhkan, namun mereka dengan lahap memakan daging kambing guling.

“Bukan soal makannya, tapi kebersamaannya,” katanya. **

error: