Mangga Istana Pemalang Sampai ke Mancanegara Angkat Ekonomi Kreatif

Dua sosok pengantin itu menyimbolkan asal mula Mangga Istana yang merupakan hasil persilangan antara mangga Arumanis dan mangga Wirasangka. Nama Istana disematkan karena pernah dihadiahkan ke Istana Kepresidenan dan menjadi mangga kesukaan Presiden RI.

“Ada nguri-uri budayanya, yakni mangga Wirasangka dan Arumanis yang secara ritual dijadikan pengantin. Ini budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga dan dikembangkan,” tutur Ahmad Luthfi didampingi oleh Bupati Pemalang Anom Widiyantoro.

Ahmad Luthfi berharap Festival Mangga Pemalang dapat diselenggarakan setahun sekali, bukan tiap dua tahun seperti yang sudah berlangsung saat ini. Pemprov Jateng secara tegas akan mendukung agar hal itu dapat terwujud.

Selain itu, ia mendorong agar apa yang sudah dilakukan Desa Penggarit dapat direplikasi di daerah lain. Tentunya dengan potensi wilayah dan kearifan lokal masing-masing.

“Jika seluruh desa atau daerah dapat mengembangkan potensi wilayah, budaya, dan ekonomi maka kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah naik,” kata orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

BACA JUGA :  Ahmad Luthfi Tegaskan Pentingnya Sinergi saat Menyambut Pangdam yang Baru

Kepala Desa Penggarit, Imam Wibowo, mengatakan, tahun ini merupakan penyelenggaraan Festival Mangga ketiga. Kegiatan itu dilatarbelakangi harga jual mangga yang murah saat musim panen. Adanya festival tersebut dapat meningkatkan transaksi mangga dari petani mangga di desanya.

“Pada Festival Mangga 2022 lalu, transaksi mencapai Rp 1,5 miliar dalam dua hari. Kami berharap pada festival tahun ini bisa jauh lebih tinggi. Mudah-mudahan dapat menjadikan petani mangga lebih sejahtera,” ujarnya.

Potensi Mangga Istana di Desa Penggarit sangat melimpah. Sebagai sentra tanaman mangga, di Desa Penggarit terdapat 11.000 pohon, sementara di Kabupaten Pemalang total ada 116.000 pohon. Setiap pohon menghasilkan 2 kuintal buah mangga.

error: