“Jadi ada tiga ruang yang tidak ditempati, yakni ruang guru, ruang kelas 6 dan 5,” terangnya.
Dijelaskan, proses pembongkaran ruang itu tanpa koordinasi pihak sekolah. Tiba-tiba ruang guru yang berada paling barat dibongkar dan berlanjut ke ruang kelas 6. Pihaknya sudah memberitahukan ke pekerja, tapi tetap saja dibongkar. Sekitar dua pekan dilakukan pembongkaran, sempat terhenti selama sepekan. Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat pengecoran slop pancang sebanyak delapan titik.
“Setelah itu, ditinggalkan hingga sekarang. Alat adukan beton juga ditinggal, tapi mesinnya sudah tidak ada,” ujar Suharto.
Ia mengakui tidak tahu alasan ditinggalkannya pekerjaan itu. Tapi, info dari para pekerja, mereka tidak dibayar. Pihaknya mengaku dengan mangkraknya bangunan itu membuat siswa terganggu dalam proses belajar mengajar. Dijelaskan, siswa kelas 5 dijadikan satu dengan siswa kelas 4. Mereka berbagi untuk proses belajar mengajar. Sedangkan siswa kelas 6 menempati ruang kelas 1, sedangkan siswa kelas 1 menempati ruang perpustakaan.
“Untuk ruang guru terpaksa menggunakan ruang gudang. Kami berharap agar segera dilanjutkan pekerjaannya. Soalnya, orangtua siswa yang mau mendaftarkan anaknya juga ragu,” ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, A Jafar menuturkan, sejumlah pekerjaan rehab ruang kelas diakui ada yang tidak rampung dikerjakan. Namun, ada beberapa pekerjaan yang bisa dilanjutkan di tahun 2023. Akan tetapi, ada juga rekanan yang diblacklist tidak bisa melanjutkan pekerjaan.
“Kami akan cek, apakah SDN Dukuhjati 02 termasuk yang bisa dilanjutkan atau tidak. Kami akan cek dulu,” katanya. (T05-Red)


