PEMALANG, smpantura – Menjadi pemimpin harus amanah, jujur, bersih, tidak korupsi dan selalu melayani agar dicintai oleh rakyatnya.
Hal tersebut disampaikan Mansur Hidayat dan Muhammad Boby Dewantara saat menyaksikan pertunjukan wayang kulit dalam acara tasyakuran Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pemalang, Wardoyo di Desa Kandang, Kecamatan Comal.
“Dulu kesenian wayang kulit digunakan sebagai salah satu syiar agama Islam tanpa meninggalkan budaya Jawa. Wayang kulit ini asli budaya bangsa Indonesia, sehingga perlu terus dilestarikan generasi penerus,” ujar Mansur Hidayat, Pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati nomor urut 2, Kamis (24/10).
Ia mengatakan, dengan wayang kulit diharapkan masyarakat bisa belajar nilai nilai luhur yang ada dalam seiap lakon.
Salah satunya dengan lakon Parikesit Ratu diharapkan para pemimpin bisa amanah, jujur, tidak korupsi, serta selalu melayani rakyatnya sehingga pemimpin tersebut dicintai masyarakat.
Pesan tersebut sangat sesuai dengan kondisi jaman sekarang ini, dimana menjadi pemimpin harus bersih dari korupsi dan amanah.
Menjadi pemimpin harus bisa membahagiakan masyarakat,.dimana kebahagiaan yang dimaksud bukan orang per orang.
Namun kebahagiaan yang dimaksud yaitu pemimpin mampu menjalankan program yang sudah dibuat untuk kesejahteraan masyarakat. Pihaknya berharap, kedepannya Pemalang memiliki pemimpin yang betul betul dicintai masyarakat.
“Pagelaran wayang kulit ini sebagai salah satu wujud syukur dan terimakasih saya pada masyarakat Comal dan sekitarnya. Dalam pagelaran tersebut dimainkan tiga dalang yaitu saya sendiri, dalang Ir Budi, dan dalang Aditia Nugraha dengan lakon Parikesit Ratu,” ujar Wardoyo, Wakil Ketua DPRD Pemalang sekaligus Sekretaris DPC Partai Gerindra Pemalang.
Dia mengatakan, antosias masyarakat menyaksikan pagelaran wayang kulit luar biasa,penuh dengan penonton.
Mereka berasal tidak hanya dari masyarakat Comal saja, tetapi dari berbagai daerah di wilayah Pemalang dan Pekalongan dan Batang.
Pagelaran wayang kulit dengan menghadirkan tiga dalang jarang dilakukan di Pemalang, sehingga hal tersebut menarik minat masyarakat untuk menyaksikan sampai selesai. (**)