PEMALANG, smpantura – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pemalang menghimbau pada masyarakat untuk mewaspadai hujan disertai angin kencang, sebab bisa menimbulkan ancaman bencana. Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Pemalang, Andri Adi, menyikapi kondisi cuaca yang terjadi pada bulan Desember 2024.
“Kami sudah mengikuti rapat di tingkat Provinsi Jawa Tengah bersama instansi dan organisasi yang terkait dengan kebencanaan dan kedaruratan. Rapat tersebut untuk mengantisipasi terkait potensi terjadi bencana, diantaranya meningkatkan koordinasi, dan selalu mengupadate informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) khususya perkembanganan cuaca,” ujar Andri Adi, Kepala Pelaksana BPBD Pemalang, Selasa (17/12).
Ia mengatakan, menindaklanjuti informasi BMKG melalui press release nomor: e.B/ME.02.04/065/KSRG/XII/2024 tanggal 11 Desember 2024, dan hasil rapat koordinasi siaga darurat bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Tengah pada tanggal 13 Desember 2024. Dalam rapat tersebut disampaikan bahwa saat ini terpantau adanya gangguan atmosfer yang meningkatkan potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah.
Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, rob, dan gelombang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut daerah daerah memperkuat kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi basah di masing-masing wilayah. Selain itu agar mengaktifkan posko siaga bencana di wilayah masing-masing untuk memantau situasi dan memberikan respons cepat apabila terjadi bencana.
“Meningkatkan koordinasi dengan BMKG, PVMBG, Dinas ESDM, Dinas PUSDATARU, BBWS, bersama stakeholder lainnya untuk mendapatkan informasi potensi ancaman bencana dan menyebarluaskan kepada masyarakat. Melakukan langkah-langkah mitigasi di daerah rawan bencana, seperti, pembersihan saluran air untuk mengurangi risiko banjir,” tandasnya.
Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan inspeksi lapangan di sepanjang sungai utama di wilayah masing-masing. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi titik-titik tanggul kritis, pembersihan hambatan aliran sungai dari sampah atau sedimen yang berisiko memperparah banjir. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi bahaya dan tindakan yang perlu dilakukan saat terjadi bencana. Melakukan pemetaan daerah rawan bencana dan pengungsian.
Mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya di wilayah- wilayah yang telah teridentifikasi rawan bencana hidrometeorologi. Selain itu hal yang tidak kalah penting memastikan ketersediaan logistik dan peralatan darurat, termasuk lokasi pengungsian yang layak untuk masyarakat terdampak. Melaporkan secara berkala perkembangan situasi, kejadian bencana, serta upaya penanganan kepada Gubernur Jawa Tengah melalui BPBD Provinsi Jawa Tengah. **