Akibatnya, permainan di lapangan menjadi tidak adil dan penyelenggaraan negara menjadi sarat dengan manipulasi. Penonton yang waras pasti akan turun dari tribun dan merangsek ke tengah lapangan untuk membubarkan permainan. Hal ini menunjukkan bahwa rakyat tidak lagi percaya pada sistem yang ada dan menuntut perubahan.
Gerakan Pemurnian Indonesia
Gerakan Pemurnian Indonesia yang diinisiasi oleh Urip Haryanto bertujuan untuk mengembalikan nilai-nilai ideologi Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gerakan ini muncul sebagai respons terhadap situasi politik dan kelembagaan pemerintahan yang dinilai tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi dan tidak menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Konsep pemurnian dalam konteks ini merujuk pada pengembalian nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara. Urip Haryanto sendiri sebelumnya terlibat aktif dalam berbagai gerakan rakyat terkait dengan isu-isu desa, kebangsaan, budaya dan politik.
Kesamaan dengan Konsep Lain
Gerakan Pemurnian Indonesia memiliki kesamaan dengan konsep “tajrid” Muhammadiyah, yang berarti pemurnian ajaran Islam dari pengaruh budaya asing dan praktik menyimpang. Konsep ini juga mirip dengan konsep Hubul Wathan Minal Iman dan Islam Nusantara yang diusung oleh Nahdlatul Ulama (NU).
Tajrid dan Tajdid dalam Muhammadiyah :
– Tajrid : Pemurnian ajaran Islam dari pengaruh budaya asing dan praktik menyimpang, dengan penekanan pada kemurnian akidah dan ibadah.
– Tajdid : Pembaruan pemikiran Islam untuk merespons tantangan zaman, dengan penekanan pada pendidikan, sosial, dan politik.