Slawi  

Mengembalikan Jepangnya Indonesia 

Ia mengisahkan pengalamannya, pada tahun 2000, saat itu ia berusaha membuat kompor gas. Saat survei ke Glodok, ternyata harga disana lebih murah dari kompor buatannya.

Di era globalisasi, persaiangan cukup ketat.Barang apapun dengan mudah masuk ke Indonesia. Tantangan lain adalah permodalan. Pengusaha kesulitan mengajukan kredit ke perbankan.

“Perbankan tidak mendukung, misal mau beli mesin bor, mesin bubut, ada tidak kreditnya. Beda dengan saat mau beli mobil, sepeda motor,”tuturnya.

Untuk mengembalikan kejayaan Jepangnya Indonesia, Amin menuturkan, harus dilakukan sinergi . Diantaranya sinergi dalam hal produksi. Selain dengan perusahaan swasta juga perlu dilakukan dengan BUMN.

Menurutnya banyak yang bisa dilakukan pemerintah dengan pengusaha. “Kalau kita hanya jargon di pidato, politis, tidak menyentuh atau kita hanya pidato,”sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal Riesky Trisbiantoro menuturkan, perekonomian Kabupaten Tegal ditopang oleh pertanian, perdagangan dan industri. Lima tahun terakhir industri Kabupaten Tegal berkontribusi 30 persen terhadap PDRB.

BACA JUGA :  Pengetahuan dan Keterampilan Kepalangmerahan dan Kesiapsiagaan Bencana Anggota PMR Diuji

“Industri di Kabupaten Tegal memiliki 11 komoditas. Dari komoditas yang ada, kontribusi IKM logam yang paling dominan,”terangnya.

Industri logam terkonsentrasi di Kecamatan Dukuhturi, Adiwerna, Talang, LIK Takaru dan sebagian kecil di Slawi. Sedikitnya ada 3.000 IKM logam di Kabupaten Tegal.

Semua industri terdampak oleh pandemi Covid-19. Termasuk IKM logam Kabupaten Tegal yang lebih banyak ke supply chain, sehingga tergantung aktivitas perusahaan-perusahaan besar.

Riesky menuturkan, untuk IKM logam termasuk industri yang tangguh. Di saat Covid-19, IKM logam tetap mampu berproduksi meski tak sebanyak sebelum Covid-19.

error: