Ia menyebutkan, dari sertifikat yang terbit dan kemudian dijadikan pemilik sebagai jaminan, berpengaruh besar terhadap jumlah uang yang beredar.
“Uang yang beredar di Indonesia mencapai sebanyak Rp 5.999 Triliuan atau dua kali besaran APBN. Artinya ekonomi di masyarakat berjalan luar biasa karena adanya sertifikat. Kalau bapak ibu mau meningkatkan ekonomi, harus dihitung secara benar. Jangan digunakan beli rokok, sepeda motor,”pesannya.
Dengan diterimanya sertifikat tersebut, Hadi Tjahjanto berharap, permasalahan sertifikat tanah di Desa Bengle selesai dan membawa peningkatan ekonomi. Di Desa Bengle sendiri, sebagian warganya hidup dari membuat batu bata merah.
Camat Talang Sumiyati didampingi Kepala Desa Bengle Masruri menyebutkan, dengan diserahkannya 34 sertifikat warga,maka total ada 811 sertifikat tanah yang diserahkan kepada warga Bengle.
Kepala Kantor ATR/BPN Kabupaten Tegal Winarto menambahkan, pada tahun 2023, PTSL di Kabupaten Tegal menargetkan 43.000 bidang tanah.
“Mudah-mudahan nanti dengan adanya percepatan PTSL 2025, seluruh bidang tanah di Kabupaten Tegal dapat terakomodir untuk sertifikasinya,”sebutnya.
Di tahun 2024 ini, pihaknya menargetkan 40.000 bidang tanah yang telah diukur dan terpetakan pada tahun 2023 bisa terbit sertifikat hak atas tanah (SHAT). Di samping itu, menyelesaikan 20.000 bidang tanah di sembilan desa yang menjadi sasaran baru. (T04-Red)