Setelah selesai negosiasi ongkos, akhirnya Kang Warto mengantar penumpangnya. Jalan yang dilalui Kang Warto ini, merupakan jalan utama menuju obyek wisata kaligua. Dijalur ini, akan melintasi hutan pinus yang berbukit dengan medan jalan naik turun, dan gelap.
Dalam awal perjalanan, tidak ada kendala apa pun. Motor bebek Kang Warto digeber menaiki tanjakan terjal dengan kondisi jalan yang rusak, hingga suara mesinya mengaung. Motor pun berjalan pelan menembus kabut dan dinginnya udara pegunungan.
Sambil mengobro dengan penumpangnya ini, Kang Warto terus melajukan sepeda motor bebeknya. Separuh jarak dari tujuan sudah dilalui Kang Warto. Kejadian aneh mulai dirasakan Kang Warto saat melintas sebuah tempat pemakaman umum. Selepas makam ini, Kang Warto melewati Jembatan Sungai Glagah yang di kanan kirinya hutan pinus.
Setelah melintasi jembatan, di sisi kiri jalan terdapat bukit dengan hutan pinus yang lebat. Warga sekitar menyebut daerah ini, sebagai Blok JAMPANG Gunung Tugel. Dari kejauhan, Kang Warto melihat beberapa bayangan yang tengah menuruni bukit ini menuju jalan yang akan dilalui. Kang warto pun terus mengamati bayangan yang bergerak menembus gelapnya hutan pinus. Tak berselang lama, tadi bukit di sisi kirinya, turun lima ekor macan tutul yang berada tepat di samping sepeda motornya.
Melihat itu, kang warto kaget bukan kepalang. Mau mempercepat laju sepeda motor, tidak bisa karena jalan rudak parah. Sementar di sampingnya berjalan lima ekor macam tutul, yang terus mengikutinya.
Sangking ketakutannya, keringan dingin pun keluar. Kang warto sempat melirik ke belakang, ternyata penumpangnya melihat juga dan sangat ketakutan. Bahkan, kedua kaki penumpang ini samapi dinaikan ke atas jok motor saking takut, kakinya digigit macan tutul.