SLAWI, smpantura – Tiap makan daging ayam, biasanya para orangtua selalu memperingatkan anak-anaknya untuk tidak makan brutu atau pantat ayam. Mitosnya, anak kecil yang makan brutu akan mudah pikum dan bodoh. Padahal, brutu ayam sangat enak, karena dagingnya empuk dan gurih.
Hampir seluruh bagian ayam bisa dimakan, mulai dari kepala hingga cekernya. Uniknya lagi, ada saja orang yang justru gemar makan brutu ayam. Bagian ekor ayam ini dianggap punya tekstur kenyal dan juicy, meskipun sebagian orang ogah melahapnya karena alasan jijik ataupun takut dengan mitos yang dipercaya masyarakat.
Mitos yang berkembang mengatakan kalau menyantap brutu ayam bisa membuat pikun dan bodoh. Padahal, dilansir dari website detikfood.com, dari hasil penelitian, brutu ayam juga mengandung banyak nutrisi. Rasanya yang gurih menjadi alasan orang untuk memasaknya jadi berbagai hidangan pelengkap makan.
Sebelum mulai mencoba, baca dulu mitos dan fakta seputar brutu ayam.
1. Bagian pantat ayam
Brutu terletak di bagian ujung pantat ayam. Bagian kecil yang agak menyembul ini ditumbuhi banyak bulu ekor ayam. Bulu halus juga terlihat banyak tumbuh di area ini. Brutu atau yang akrab disebut tunggir ini juga merupakan tempat diproduksinya lemak.
Banyak yang sungkan bahkan jijik menyantap bagian brutu karena lokasinya yang berdekatan dengan anus. Brutu juga tidak lazim dikonsumsi oleh masyarakat Eropa. Bagian ini hanya populer di beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia.
2. Kandungan nutrisi
Meskipun banyak yang menghindari brutu, tapi sebenarnya brutu juga mengandung banyak nutrisi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nutrition and Dietary Studies of America, brutu ternyata mengandung cukup banyak nutrisi.
Bruru mengandung protein, selain itu kandungan zat besi dan kalsium juga mendominasi brutu. Setidaknya 11 % brutu adalah zat besi dan 8% kalsium. Nutrisi ini termasuk yang sangat dibutuhkan tubuh. Sebagai perbandingan, dada ayam umumnya hanya mengandung 8% zat besi dan 2% kalsium.
Di sisi lain, di dalam brutu ayam juga terdapat kelenjar penghasil minyak dengan kandungan lemak yang cukup tinggi pula. Sayangnya belum banyak hasil penelitian yang mengulas soal brutu ayam. Salah satu alasannya karena brutu bukanlah makanan yang umum dikonsumsi di banyak negara


