3. Bikin pikun dan bodoh
Anggapan makan brutu ayam bikin pikun dan bodoh ternyata sudah terdengar sejak lama. Mitos ini seolah diturunkan sebagai warisan dari para orang tua terdahulu. Padahal tidak ada fakta yang bisa membuktikan anggapan ini.
Para orang tua dahulu menganggap brutu adalah bagian paling enak sehingga mereka menakuti anaknya agar tak menyantap brutu. Alhasil, orang tua bisa makan brutu dengan leluasa dan tak perlu berebut dengan sang anak.
Mitos ini dipercaya secara luas oleh masyarakat Indonesia hingga kini. Alih-alih pikun dan bodoh, brutu ayam justru memiliki khasiat untuk tubuh karena kandungan proteinnya. Protein juga penting untuk perkembangan sel dalam tubuh, pembentukan tulang, otot, kulit, dan darah. Protein juga bermanfaat untuk memproduksi antibodi yang berguna bagi sistem kekebalan tubuh.
4. Dijual murah
Pembeli ayam biasanya minta brutunya dibuang. Namun penjual justru kadang mengumpulkan brutu ini untuk dijual lagi. Tentu saja para penggemar brutu lah yang akan membelinya sebagai pelengkap makan.
Brutu dijual dengan harga sangat murah. Selain jadi konsumsi sendiri, brutu juga jadi buruan para penjual angkringan. Maklum, sate brutu jadi hidangan populer di angkringan.
Untuk mengolah brutu memang susah-susah gampang. Bagian pantat ayam ini harus dibersihkan dengan benar, pastikan tidak ada bulu ayam yang masih menempel sebelum brutu dimasak. Cucilah brutu berkali-kali hingga benar-benar bersih
5. Olahan brutu ayam
Brutu mengandung kelenjar minyak yang membuat teksturnya empuk juicy. Brutu cocok diolah dengan cara dipanggang menjadi sate.
Juru masak kenamaan asal Ingris, Heston Blumenthal, menyarankan agar diolah dengan cara dibakar atau dipanggang. Selain lebih sehat, cara ini juga menghindarkan rasa pahit alami yang mungkin muncul dari bagian brutu.
Meskipun doyan dengan rasanya, apalagi ditambah harganya murah, tapi menyantap brutu tetaplah harus sesuai porsi. Jangan berlebihan menyantap brutu karena tingginya kandungan minyak justru akan membuat masalah kesehatan. **


