Slawi  

Mitos Ikan Dewa di Cenggini Tegal, Lahir Dari Dalam Kelapa Gading

“Ikan ini tercipta sekitar empat abad lalu, berasal dari karomah (keistimewaan) Mbah Ciptosari. Di dalam kelapa yang sudah disabdo mbah, ada sebuah ikan disitu karomahnya,” katanya. Dikatakan, setelah di daerah gunung dianggap tidak ada lauk pauk atau ikan, tapi setelah kelapa gading dibelah ternyata di dalamnya ada ikan. Setelahnya, ikan tersebut dimakan bersama-sama santri dan Pangeran Purbaya.

Selesai dimakan, tersisa tulang dan kepala ikan, menurut Haris, oleh Mbah Ciptosari diletakkan di balongan yang saat itu masih kecil, airnya langsung dari mata air di sekitar desa. Setelah duri dan kepala ikan diletakkan di balongan, ikan kembali utuh atau hidup kembali dan beranak pinak hingga sampai saat ini.

Tapi, berdasarkan penuturan tamu yang datang, beberapa ada yang melihat wujud asli ikan Tambra yang ada di balongan dengan wujud duri dan kepala ikan. “Ikan Tambra ini prosesnya melahirkan tidak bertelur. Saya bahkan tidak pernah tahu atau melihat kecilnya ikan Tambra seperti apa karena tiba-tiba sudah besar,” ujarnya.
Ditambahkan, untuk jumlah ikan yang ada di balongan, banyak atau tidaknya bergantung mata batin masing-masing pengunjung. Sedangkan untuk makanan ikan Tambra seperti kacang tanah, timun, roti, cabai, telur rebus, dan lain-lain.

BACA JUGA :  Besok Siang, Debat Kedua Paslon Bupati dan Wakil Bupati Tegal

Haris menuturkan, kolam Ikan Dewa Cenggini dikelola oleh pemerintah desa. Belum lama ini, Kepala Desa Cenggini telah membentuk dan membuat Surat Keputusan (SK) pengurus kolam Ikan Dewa Cenggini. Pihaknya juga tengah berupaya untuk meminta anggaran ke Pemkab Tegal dalam pengembangan kolam ini. “Sejauh ini, baru ada anggaran untuk operasional, dari mulai kebersihan, listrik dan lainnya. Untuk anggaran pengembangan belum ada,” ujarnya.

error: