Mobilitas Tinggi, Masyarakat Usia Produktif Rentan Tertular TBC

PEMALANG, smpantura – Mobilitas dan tingkat interaksi masyarakat yang tinggi, hal ini sangat rentan tertular penyakit TBC. Diperkirakan 80 persen penderita TBC, merupakan masyarakat usia produktif, sebab mobilitas mereka tinggi. Masyarakat usia produktif antara 15 tahun sampai 45 tahun, rentan terkenapenyakit Tuberkulosis (TBC), hal itu disampaikan oleh Ketua Yayasan Mentari Indonesia Sehat, dr Suprianto, saat di Pemalang.

“Saya melihat ada kenaikan masyarakat usia produktif yang terkena TBC, hal itu disebabkan faktor pencegahan dari masyarakat sendiri kurang maksimal, karena pengetahuan mereka tentang penyakit itu terbatas. Namun apabila berbicara tentang pengobatan, dari pemerintah sudah cukup baik perhatiannya,” ujar Suprianto, Minggu (10/9/2023).

Ia mengatakan, interaksi masyarakat usia produktif sangat tinggi, dimana mereka, sering bertemu dengan berbagai macam orang yang mengidap penyakit. TBC harus diwaspadai, sebab bisa menular pada siapapun. Selain itu, faktor lingkungan yang tidak sehat, juga penyumbang tambahan penderita TBC.

Terkait aktifitas merokok, hal itu bukan faktor utama penyebab TBC. Namun apabila ada salah satu keluarga terkena TBC, maka anggota keluarga lainnya berpotensi tertular. Intensitas interaksi, antara penderita TBC dengan orang lain, menjadi hal penting yang perlu diperhatikan. Meskipun demikian, penularan penyakit TBC tidak semudah yang dibayangkan, sebab setiap orang memiliki daya tahan masing masing.

“Alat Tes Cepat Molekuler (TCM) di Kabupaten Pemalang, saat ini ada lima, antara lain RSUD Dr. Mas Ashari, Puskesmas Randudongkal, Puskesmas Belik, Puskesmas Banjardawa, Puskesmas Purwoharjo. Data yang dihimpun oleh dinas, untuk temuan kasus terduga TB tahun 2022 ada 9.039,” kata Gunarta, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang.

BACA JUGA :  Menuju ZI dan WBK, Kantor Imigrasi Pemalang Tanda Tangan Komitmen Bersama

Ia mengatakan, tahun 2022 ada 2. 813, ditemukan dugaan TBC, sedangkan kasus terobat tahun 2022 berjumlah 2.796. Dalam hal ini komunitas berkontribusi, untuk kasus terduga TB Tahun 2022, 83 persen dari 9.039. Sedangkan kasus ditemukan tahun 2022 sebesar 41 persenĀ  dari 2.813.

Kasus terobati sebesar 18 persen dari 2,796. Sedangkan temuan kasus terduga TBC (periode Januari per 15 Agustus) ada 7.026. Sedangkan kasus temuan TB tahun 2023 (Periode Januari -per 15 Agustus) ada 1.557. Untuk kasus terobati tahun 2023 (Periode Januari-per Agustus) ada 1.432.

Dalam hal, ini komunitas berkontribusi untuk kasus terduga tahun 2023, (periode Jan-Agustus) sebesar 84 persen dari 7.026. Sedangkan kasus ditemukan komunitas, membantu sebesar 51 persen dari 1.557. Untuk capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2022, sudah mencapai 58 persen hal ini ada peningkatan, dari pada tahun 2021 yang hanya 21 persen dan tahun 2023 baru 44 persen, ini akan terus berjalan dan harapannya, nanti bisa meningkat tahun 2023 .(T08-Red)

error: