Brebes  

Munculnya Lumpur di Brebes Meluas, Dampak Proyek Galian Pipa Gas di Tol

BREBES, smpantura – Lumpur yang mendadak muncul di pemukiman warga di Kabupaten Brebes meluas, dan makin membuat warga khawatir. Kali ini lumpur yang keluar dari dalam tanah mirip lumpur Lapindo itu, ditemukan di Desa Krasak, Kecamatan/ Kabupaten Brebes, Kamis (31/7/2025).

Material lumpur berwarna hitam mengkilat ini, di Desa Krasak bahkan sampai menutup ruas jalan Desa Krasak – Brebes. Sebelumnya, Selasa (29/7/2025), lumpur yang diduga dampak proyek galian pipa gas di tol Pejagan-Brebes ini, muncul di Desa Wangandalem, Kecamatan Brebes. Namun di titik itu, semburan lumpur sudah berhenti, dan bergeser ke Desa Krasak. Tepatnya, di areal under pass tol Desa Krasak.

Muri (48), salah seorang warga Krasak menurutkan, keluarnya lumpur ini, kali pertama diketahui warga sekitar pukul 19.30 WIB. Lumpur ini muncul dari celah-celah tanah yang retak.

“Lumpur ini tadi malam mendadak keluar, dan menutup jalan desa. Katanya sih dampak adanya galian pipa gas di tol,” ucapnya.

Selain munculnya lumpur, lanjut dia, galian pipa gas di tol ini, juga berdampak rumah warga mengalami retak-retak. Namun pihak proyek bertanggung jawab atas kerusakan ini, termasuk dalam penanganan lumpur.

“Satu rumah tetangga saya retak akibat galian ini. Tepatnya, di bagian kamar. Adanya kejadian ini, membuat kami khawatir,” sambungnya.

BACA JUGA :  KPU Tetapkan DPS Pilkada Brebes 1.521.720 Pemilih

Pantauan di lapangan, sejumlah pekerja galian pipa tol dikerahkan untuk memindahkan material lumpur yang menutupi jalan. Bahkan, hingga malam hari mereka masih melakukan pemindahan material itu.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Brebes, Widodo mengatakan, munculnya lumpur ini merupakan kali kedua dengan titik yang berbeda. Pertama di Desa Wangandalem, dan sekarang di Desa Krasak. Dari hasil pemeriksaan di lapangan, semburan lumpur di Desa Krasak penyebabnya sama. Yakni, diduga dampak galian jalur pipa gas di areal tol Brebes-Pejagan.

Setelah pengeboran di Desa Wangandalem, titik bergeser ke Desa Krasak. Di titik ini ternyata juga terjadi retakan saat dilakukan pengeboran, dan menyebabkan keluarnya lumpur ke permukaan.

“Saat ini lumpur yang keluar sudah berhenti. Material lumpur ini menutup ruas jalan Desa Krasak sepanjang 400 meter,” terangnya.

Menurut dia, dari hasil klarifikasi dan pemeriksaan, meski lumpur berwarna hitam mengkilat, tetapi tidak berbahaya. Untuk itu, pihaknya menghimbau warga untuk tidak panik.

“Meski aktivitas lumpur sudah berhenti, tetapi kami masih terus memantaunya. Saat ini pekerja proyek galian pipa gas masih diterjunkan untuk membersihkan material lumpur,” pungkasnya (**)

error: