Slawi  

Museum Semedo Menyimpan Keanekaragaman Fauna Purba

“Semedo semakin menarik diteliti,” ujar pria asal Padang itu.

Pada tahun 2024, Museum Semedo dengan bantuan kepakaran dari BRIN, Fakultas Biologi UGM, dan Museum Geologi melakukan kajian terhadap 36 koleksi fosil gigi hiu. Hasil kajian ini berhasil
mengungkap keanekaragaman spesies, habitat, dan ekosistem laut
Semedo purba jutaan tahun lalu. Ada 9 genus dan 4 spesies, diantaranya Carcharodon hastalis yang memiliki gigi besar, tajam, dan merupakan nenek moyang hiu putih modern. Carcharodon megaladon atau megalodon, predator purba raksasa yang legendaris, diperkirakan memiliki panjang tubuh mencapai 15 hingga 20 meter. Carcharodon angustidens, spesies hiu dengan ciri khas gigi yang besar dan ramping dengan tepi bergerigi kecil serta alopias vulpinus, spesies hiu dengan sirip ekor yang panjang.

“Koleksi Museum Semedo sekitar 8 ribu fosil dan artefak. Mayoritas keanekaragaman fauna purba,” terang Destrianto.

Humas Museum Semedo itu menjelaskan, tahun 2024, pengelolaan Museum Semedo berubah yang sebelumnya dikelola Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, kini akibat pemecahan kementrian sehingga dikelola Kementerian Kebudayaan. Kementerian tersebut menunjuk Badan Layanan Umum (BLU) Museum dan Cagar Budaya atau yang dikenal dengan Indonesia Haretage Agenci (IHA). BLU itu mengelola 17 museum 1 galeri dan 34 cagar budaya se-Indonesia.

BACA JUGA :  Torehkan Sejarah, IOF Gelar Race Soda Perdana di Tegal

“Kami baru menarik retribusi tiket masuk sejak 1 Agustus 2024, walaupun museum ini diresmikan pada 12 Oktober 2022,” kata Destrianto.

Pengunjung Museum Semedo semakin meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun awal pembukaan, pengunjung mencapai 72 ribu orang, tahun 2023 sekitar 87 ribu orang dan di tahun 2024 mencapai 92 ribu orang. Pengunjung rata-rata kalangan keluarga, dan pelajar dari TK hingga SMA sekitar 35 persen.

error: