Musim Baratan, Penjualan Solar Turun Hingga 70 persen

PEMALANG, smpantura – Sejak terjadi musim baratan atau gelombang besar, penjualan solar di Solar Pocket Dealer Nelayan (SPDN) Tanjungsari, Kabupaten Pemalang mengalami penurunan hingga 70 persen dibanding saat kondisi normal. Penurunan penjualan terjadi sejak awal bulan Desember 2024 hingga sekarang dan diperkirakan hingga musim baratan selesai.

“Penjualan harian rata rata saat musim baratan seperti sekarang ini hanya sekitar 3.000 liter per hari. Sedangkan saat kondisi normal penjualan solar antara 9.000 liter per hari hingga 10.000 liter per hari,” ujar Ahmad Tibrani, Kepala SPDN Tanjungsari, Pemalang, Senin (13/1).

Ia mengatakan, kondisi cuaca yang terjadi di laut sangat berpengaruh terhadap aktifitas nelayan sehingga berdampak pada penjualan solar bersubsidi. SPDN Tanjungsari hanya melayani untuk para nelayan di TPI Tanjungsari, sehingga kuota nya disesuaikan dengan kebutuhan.

Apabila mereka tidak melaut, otomatis penjualan solar anjlok, sebab tidak ada nelayan yang membeli solar. Bahkan beberapa hari lalu, kondisi sangat ekstrem sehingga ada himbauan dari otoritas kelautan Syahbandar mengibarkan bendera hitam sebagai tanda bahaya apabila melaut.

Hal tersebut berdasarkan kondisi cuaca dan kejadian kecelakaan air di muara sungai Tanjungsari beberapa hari lalu.

BACA JUGA :  Hendi Serap Aspirasi Nelayan dan Pedagang Pasar

Dalam berita sebelumnya, akibat cuaca buruk satu kapal nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjungsari, Kabupaten Pemalang tenggelam saat hendak masuk muara sungai. Kapal nelayan milik Sugiri yang bernama Lestari Jaya tidak bisa dikendalikan sehingga menabrak batu, dan akhirnya tenggelam di muara sungai.

Hasil pantauan lapangan di lokasi kejadian, kapal tersebut bernama Lestari Jaya, milik Sugiri warga Tanjungsari, Pemalang. Kapal tersebut berawakan enam orang anak buah kapal (ABK) termasuk satu orang juru mudi, dan semuanya selamat. Saat sampai di lokasi masyarakat sedang mengumpulkan dan menyelamatkan barang barang dari kapal yang tenggelam.

“Kejadian sekitar pukul 06.15 kapal hendak masuk ke demaga dari melaut, dan posisi alur kapal sudah benar, yaitu masuk melalui jalur barat. Tapi saat posisi di bibir muara, kapal terbawa angin dan ombak ke arah timur dan terbentur breakwater sehingga kapal pecah, alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” ujar Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pemalang, Abul Hasan, dalam berita sebelumnya. **

error: