PEMALANG, smpantura – Para nelayan di Kabupaten Pemalang, baik di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjungsari maupun di Asemdoyong berharap ada pengerukan muara sungai di daerah tersebut. Hal itu dilakukan muara sungai di dua TPI tersebut mengalami pendangkalan sehingga kapal mengalami kesulitan keluar masuk pelabuhan atau TPI.
“Pendangkalan muara sungai sebagai akses utama kapal sekarang jni mengalami pendangkalan dan perlu dilakukan pengerukan. Akibat pendangkalan tersebut beberapa hari lalu, tiga kapal di Asemdoyong kandas sehingga para nelayan kesulitan beraktifitas melaut,” ujar Abul Hasan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pemalang, Jumat (27/12).
Dia mengatakan, para nelayan membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah daerah terutama saat kondisi cuaca sedang tidak menentu seperti sekarang ini. Intensitas hujan yang tinggi sehingga aliran sungai membawa material dan menumpuk di muara sungai.
Muara sungai sekarang ini mengalami pendangkalan sehingga perlu dilakukan pengerukan agar akses kapal lancar baik di Tanjungsari maupun Asemdoyong. Pendangkalan muara sungai sangat mempengaruhi aktifitas nelayan, khususnya pada saat kondisi cuaca extrem.
Selain disebabkan pendangkalan muara sungai, para nelayan tidak melaut disebabkan faktor cuaca buruk yaitu gelombang tinggi dan angin kencang. Para nelayan memilih beristirahat semenentara sambil menunggu cuaca kembali membaik. Hal tersebut menyebabkan harga ikan mengalami kenaikan cukup signifikan karena stok di pasaran minim.
“Bahkan beberapa waktu lalu, akibat ombak besar dan patah kemudi, satu kapal nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjungsari, Kabupaten Pemalang tenggelam di muara sungai. Kapal tersebut bernama Jaka Samudra milik Sutomo tenggelam pada beberapa hari lalu berhasil dievakuasi oleh masyarakat dan anggota Polisi Air setempat,” imbuhnya.
Ia mengatakan, pihaknya menghimbau agar nelayan yang di laut segera mencari tempat terdekat untuk masuk. Untuk nelayan yang masih di darat untuk mengurungkan keberangkatan sampai cuaca mereda sesuai perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Bertambah besar lagi saat puncaknya nanti. Berdasarkan data yang diterima, ada sekitar 500 kapal di Tanjungsari, 300 kapal di Asemdoyong, Mojo dan Ketapang masing masing 100 kapal yang tidak melaut. Bahkan di Tanungsari ada kapal kandas karna angin kencang terdorong ombak,tidak bisa di kendalikan, akhirnya posisi ke daerah yang dangkal. **