SLAWI, smpantura – Cuaca ekstrim di perairan Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tegal membuat para nelayan tak melaut, sejak beberapa pekan terakhir. Kondisi itu membuat Pemkab Tegal atas usulan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tegal mengusulkan bantuan Candangan Beras Pemerintah (CBP).
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Perikanan ll Lo Tegal, Imam Sugiarto mengatakan, pihaknya telah mendapatkan permintaan dari HNSI Kabupaten Tegal untuk bantuan beras paceklik, baru-baru ini. Permintaan itu telah berada di meja Pj Bupati Tegal, dan menunggu disposisi.
“Sudah diajukan dan tinggal nunggu disposisi,” katanya.
Menurut dia, HNSI mengajukan sekitar 3.400 jiwa untuk mendapatkan bantuan CBP. Besaran bantuan beras disesuaikan dengan kebijakan Bulog. Pasalnya, Bulog yang memahami rumus pemberian bantuan tersebut.
“Kalau tidak salah dulu sekitar 4 kilogram perorang. Tapi, belum tahu tahun ini, barangkali ada perubahan aturan,” ujarnya.
Diakui cuaca ekstrim tengah melanda wilayah laut Jawa. Pihaknya selalu koordinasi dengan BMKG untuk mengetahui kondisi cuaca di Laut. Jika kondisi ombak tinggi, maka pihaknya akan berkoordinasi dengam TPI di wilayah Kabupaten Tegal untuk memasang bendera hitam.
“Jika di TPI sudah ada bendera hitam, maka nelayan harus mematuhi untuk tidak melaut,” tegasnya.
Pihaknya sudah beberapa kali memasang bendera hitam di TPI Munjungagung dan TPI Suradadi. Sejauh ini, nelayan mentaati aturan untuk tidak melaut, jika kondisi laut mengalami gelombang tinggi.
“Ada juga yang nekat melaut, tapi kami himbau untuk tetap berhati-hati,” pintanya.
Ditambahkan, jumlah nelayan di Kabupaten Tegal sekitar 3 ribu orang dengan jumlah kapal sekitar 400 unit. Kapal itu dengan ukuran 60 gronston ke bawah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Mereka menggunakan alat tangkap berupa badong atau bubu.
“Wilayah tangkap di zona 1 dengan jangkauan di bawah 4 mil. Semua nelayan berangkat hanya sehari, kecuali nelayan yang ikut kapal luar daerah,” pungkasnya. **