SLAWI, smpantura – Sebagai destinasi wisata andalan Pemerintah Kabupaten Tegal , Guci memberikan kontribusi terbesar pada penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi pariwisata. Tercatat pada tahun 2023, penerimaan retribusinya mencapai Rp12,97 miliar dengan jumlah pengunjung 664.803 wisatawan.
Hal ini terungkap pada rapat koordinasi pengembangan kawasan pariwisata Guci di Ruang Rapat Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Tegal, belum lama ini.
Penjabat (Pj) Bupati Tegal Agustyarsyah yang hadir bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud menekankan perlunya pemetaan zona dan lokasi tanah mana saja yang perlu dibebaskan untuk perluasan fasilitas umum penunjang pariwisata ataupun wahana wisata yang dikelola pemerintah daerah.
Partisipasi pemuda desa dengan daya kreativitasnya juga perlu ditingkatkan untuk menarik lebih banyak minat wisatawan datang dan berkunjung ke Guci. Keterlibatan pemuda kreatif diharapkan mampu menambah khasanah atraksi seni budaya dan ekonomi kreatif di dalamnya, memperkaya daya tarik Guci yang tidak terlepas dari air panas dan udara dingin pegunungan.
Partisipasi atau keterlibatan kelompok pelaku usaha UMKM yang berperan dalam penyediaan akomodasi, kuliner berupa makanan khas hingga oleh-oleh juga perlu ditingkatkan.
“Bagaimana cara kita menarik wisatawan. Yang harus jadi catatan adalah aspek kenyamanan dan keamanan sebagai nilai jual dan juga pelayanan prima. Karena garda terdepan pariwisata ini adalah pelayanan,” ucap Agustyarsyah.
Menurut Pj Bupati Tegal, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal juga harus dilibatkan untuk memastikan penataan kawasan pariwisata Guci ke depan tidak merusak lingkungan, dengan membatasi secara tegas zona hijau atau buffer yang harus dipertahankan dengan tutupan lahan vegetasinya yang rapat.Sebab, Guci merupakan destinasi wisata yang dikenal karena keelokan dan keindahan alam hutannya.
Kepala Disporapar Kabupaten Tegal Akhmad Uwes Qoroni pada acara itu menyampaikan data kunjungan pariwisata di Guci dari waktu ke waktu. Menurutnya Guci merupakan destinasi wisata unggulan di Kabupaten Tegal yang diminati wisatawan setelah Pantai Puwahamba Indah dan Waduk Cacaban.
“Dari 24 wahana wisata di Guci, hanya ada dua yang dimiliki Pemkab Tegal, yaitu Pancuran Lima dan Pancuran Tertutup. Kami perlu memaksimalkan aset ini dengan melakukan penataan di beberapa spot seperti gerbang utama pintu masuk, penataan lapak pedagang dan tempat jualan, serta penataan lahan parkir,” ujarnya.
Menurut Uwes, lahan parkir perlu pembenahan karena kondisinya justru menjadi biang kemacetan, terutama saat masa puncak libur hari-hari besar nasional.
“Kemacetan dipicu oleh wisatawan yang mencari lahan parkir, wisatawan lebih memilih untuk memarkirkan kendaraan di lahan parkir induk dan lahan parkir area pasar. Apabila lahan parkir di pusat aktivitas utama penuh, maka kendaraan pengunjung akan berputar kembali menuju ke lahan parkir barat dan parkir timur,” katanya. (T04-Red)