Lebih lanjut Noviyanto menjelaskan, fungsi intermediasi perbankan juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, tercermin dari total penyaluran kredit/pembiayaan perbankan di wilayah Eks
Karesidenan Pekalongan sampai dengan Juni 2024 meningkat sebesar 5,37 persen yoy menjadi Rp52,34 triliun, dengan porsi penyaluran Bank Umum (konvensional
dan syariah) sebesar 94,34 persen atau Rp49,38 triliun dan sisanya sebesar 5,66
persen atau sebesar Rp2,96 triliun merupakan porsi BPR dan BPRS.
Berdasarkan jenis penggunaannya posisi Juni 2024 masih didominasi oleh kredit modal kerja dengan porsi sebesar Rp27,69 triliun atau 52,89 persen dari total kredit, diikuti dengan kredit konsumsi sebesar Rp18,26 triliun atau 34,88 persen dari total kredit, kemudian kredit investasi dengan jumlah terendah, yakni sebesar Rp6,40 triliun atau 12,23 persen dari total kredit.
Berdasarkan wilayah Kabupaten/Kota, porsi penyaluran kredit/pembiyaaan
terbesar berada di Kota Tegal sebesar Rp15,01 triliun atau 28,68 persen dari total
penyaluran kredit di wilayah kerja Kantor OJK Tegal dan Kota Pekalongan sebesar
Rp11,65 triliun atau 22,25
persen dari total penyaluran kredit, dengan sektor
ekonomi utama Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Lapangan Usaha (Rumah
Tangga/KPR/Konsumsi) dan Bukan Lapangan Usaha lainnya.