TEGAL, smpantura – Produk pengolahan bawang merah menjadi pasta yang menjadi pengembangan dan pengelolaan petani bawang merah binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Tegal, mendapat perhatian dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) RI.
Itu terungkap, saat rombongan Kemenkop UKM bersama Staf Khusus serta Deputi Bidang Perkoperasian melakukan kunjungan kerja ke Kota Tegal, Kamis (6/4) siang. Rombongan diterima Kepala KPwBI Tegal, M Taufik Amrozy dan jajaran di Ruang Rapat Lantai I Gedung KPwBI Tegal.
Sekretaris Kemenkop UKM RI, Arif Rahman Hakim mengatakan, factory sharing menjadi salah satu program prioritas agar produk unggulan di daerah dapat dikembangkan dan memiliki nilai lebih. Seperti halnya KPwBI Tegal, yang telah sukses membina dan memberdayakan petani bawang merah, sehingga mampu menghasilkan produk pasta bawang.
Menurut dia, bahwa bawang merah memiliki kontribusi terhadap inflasi, sehingga BI konsen untuk mengupayakan agar harga bawang merah tetap stabil. Karenanya, Kemenkop UKM berkoordinasi dengan KPwBI Tegal, dalam pelaksanaan program factory sharing.
Adapun teknis pelaksaanaan program tersebut dilaksanakan Kemenkop UKM dengan korporatisasi petani, mengelola usaha yang sudah dijalankan dengan mekanisme usaha bersama melalui koperasi, agar petani bisa lebih sejahtera.
“Kami akan berbagi peran dengan Bank Indonesia, membina dari sisi kelembagaan, mendukung dari sisi pembiayaan melalui koperasi, dan mendukung dari sisi pemasarannya melalui BLU dibidang pembiayaan maupun pemasaran,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala KPwBI Tegal, M Taufik Amrozy menuturkan, sudah menjadi tugas Bank Indonesia untuk mengatasi inflasi. Bawang merah menjadi salah satu komoditi yang turut menyumbang inflasi, karenanya dilakukan upaya pemberdayaan petani termasuk pengolahan bawang merah, agar harganya bisa stabil.