Slawi  

Ombak Tinggi, Nelayan Kabupaten Tegal Terancam Paceklik

SLAWI, smpantura – Cuaca buruk yang melanda perairan Laut Jawa, berimbas terhadap nelayan di wilayah Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tegal, akhir-akhir ini. Para nelayan tak bisa melaut dan terancam mengalami paceklik.

Nelayan asal Bojongsana, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Eko Setiono mengatakan, gelombang tinggi terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Gelombang yang mencapai 3 meter itu, membuat dirinya terpaksa tidak melaut. Bahkan, ada nelayan asal Suradadi yang memaksa melaut, dan akhirnya kapal tenggelam.

“Awal-awal musim baratan, gelombang sangat berbahaya. Walaupun gelombang tidak terlalu tinggi, tapi angin membuat kapal tenggelam,” kata pria yang menggunakan alat tangkap bubu itu.

Eko yang mencari rajungan di jarak sekitar 4-5 mil atau sekitar 7-8 kilometer dari bibir pantai itu, melaut saat kondisi cuaca baik. Tapi, kadang juga terpaksa melaut untuk mencukupi kebutuhan hidup. Ia yang mencari ikan dari mulai tengah malam hingga pagi hari itu, kerap pulang lebih awal, jika cuaca buruk.

BACA JUGA :  Bupati Ischak Minta Penggunaan Gawai Oleh Anak Diawasi

“Pagi tadi (Kamis, 19 Desember 2024), saya pulang lebih awal karena cuaca buruk,” ujarnya.

Ditanya soal hasil tangkapan, Eko mengaku kondisi musim barat dinilai lebih banyak rajungan Namun, kondisi gelombang yang tinggi, membuat sulit untuk menangkap rajungan.

“Alhamdulillah, tadi pagi dapat 8 kilogram rajungan,” terangnya.

Wakil Ketua HNSI Kabupaten Tegal, Adikin menuturkan, cuaca di Laut Jawa dinilai tidak menentu. Kondisi gelombang tinggi membuat nelayan tak berani melaut.

“Beberapa nelayan yang melaut ke luar Jawa, informasinya pada menepi di pulau-pulau terdekat,” terangnya.

Ditambahkan, jika gelombang tinggi berlangsung lama, maka nelayan terancam paceklik. Mereka mayoritas hanya mengandalkan mencari ikan. Jika tidak melaut, mereka menganggur dan hanya beraktivitas memperbaiki kapal atau jaring.

“Semoga pemerintah memperhatikan nelayan di saat musim paceklik,” pungkasnya. **

error: