“Naren sama seperti anak kecil pada umumnya, yang suka maen gadget dengan berbagai macam permainan. Namun saat bermain gadget selalu diselipkan untuk menonton wayang kulit melalui chanel you tube, maupun media sosial lainnya,” jelas Joko Widodo ayah dari Narendra Hang Eshan.
Joko mengungkapkan, kemajuan teknologi digital memudahkan semua orang untuk bisa mengakses berbagai kebutuhan. Begitu juga teknologi menjadi salah satu peradaban moderen yang harus disikapi dengan bijaksana. Permainan game di gadget selalu membayangi mereka dalam memelihara konsistensi di jalur seni tradisi. Kehadiran dan kecintaan para dalang anak ini seperti melawan terpaan zaman yang mengharuskan beradaptasi melalui banyak inovasi.
Namun dengan adanya minat anak untuk menjadi dalang, sedikit banyak memberi nafas lega, sebab dirinya optimis dunia pakeliran atau pedalangan masih terus lestari. Meskipun masih taraf belajar, Naren sudah sembilan kali tampil dihadapan masyarakat. Berbagai lakon pewayangan khususnya cerita cerita Mahabarata sudah disajikan baik dalam acara resmi maupun acara santai. Beberapa lakon yang sudah ditampilkan antaralain, Babat Alas Wonomarto, Bimo Bungkus, Bimo Suci, Semar Mbangun Desa, dan Semar Ngawasi Pilkada.
Khusus lakon Semar Ngawasi Pilkada merupakan cerita hasil kreasi sendiri, sebab ada permintaan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pemalang untuk memberikan sosialisasi pengawasan Pilkada tahun 2024 lalu. Untuk terus mengasah kemampuan mendalangnya, Ki Naren saat ini didampingi pelatih yang kompeten dari Sanggar Seni Roda Kendali Mengori, dibawah asuhan Ki Marsudi Wahyu Nugroho, Sekretaris Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Pemalang.