Soal maraknya pemberitaan keracunan, dia tidak terlalu resah. Dia yakin dan qusnuzon yang menangani MBG benar-benar amanah. Niatnya pasti untuk membangun anak-anak generasi bangsa yang lebih maju.
“Kami tidak merasa takut, karena yakin MBG pasti untuk kemajuan anak-anak kita,” ungkapnya.
Nurul Qoiriyah, ibu dari Dinka, siswa kelas 6 SDN Banyuwangi 1, Kecamatan Bandongan, Magelang, mengaku sangat terbantu dengan program MBG. Anaknya yang kerap tak mau sarapan di pagi hari, akhirnya mau makan di sekolah.
“Saya berharap program ini terus berlanjut terus, siapapun pemimpinnya nanti. Kami tetap semangat, karena kalau ada isu-isu keracunan itu sudah diatasi oleh pemerintah,” ujarnya.
Muhammad Afan Radinka, siswa kelas 6 SDN Banyuwangi 1, Bandongan, juga merasa senang dengan makan bergizi gratis. Menurutnya makanan dan lauknya lebih enak dari pada di rumah.
“Saya jadi semangat sekolah dan tidak ngantuk di kelas. Saya minta programnya jangan berhenti. Uang saku saya sekarang juga bisa untuk ditabung,” tuturnya.
Sebagai penerima makanan, Afan berharap lauknya bisa berganti-ganti. “Saya pengin lauk chicken katsu, dan buahnya anggur atau strawberry.”
Jumirah, Kepala Sekolah SDN Banyuwangi 1, berterima kasih kepada program MBG. Dengan makan bergizi gratis, para siswa bisa terbantu gizinya.
“Anak-anak ini generasi emas yang akan menjadi pemimpin bangsa, sehingga sejak dini memang gizi mereka harus diperhatikan. Saya menghimbau wali murid tidak usah takut dengan berita keracunan di lain daerah. Di Magelang program ini akan terus dievaluasi,” ujarnya.
Dia mengakui menu dan kualitas MBG sangat bagus dan bervariatif. Menunya sangat cocok untuk anak-anak.


